Tuesday 6 September 2011

Tuesday, September 06, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Ibadah Pentahbisan Menara dan Pisah Sambut Pendeta GMIM Kalvari Kapitu.
AMURANG (SULUT) - Selama kurang lebih 11 tahun, Pdt Anita Latuperisa-Ontolaeng bersama suami melayani di Jemaat GMIM Kalvari Desa Kapitu, Amurang Barat. Dari 11 tahun tersebut, selama dua tahun dua bulan dirinya menjadi Pendeta Jemaat di gereja tersebut.

Minggu (04/09/2011) Pdt Anita harus berpisah dengan jemaat, karena ditugasi di Jemaat Makasili, Kumelembuai. Dan dirinya digantikan oleh Pdt Jandri Terry Kodongan bersama istri Pdt Dyane Rumopa Sth dari GMIM Sion Malalayang, dalam ibadah pisah sambut yang dirangkaikan dengan pentahbisan menara geraja.

"Kalau bersama keluarga sudah 11 tahun disini, tetapi secara pribadi baru dua tahun dua bulan sebagai Pendeta Jemaat," ujar Pdt Anita.

Di Jemaat yang baru nantinya yakni di Desa Makasili, Pdt Anita akan berkumpul lagi bersama suami Pdt Izak Latuperisa juga untuk melayani.

"Selama disini saya tidak akan pernah melupakan kenangan bersama jemaat. Karena jemaat menerima kekurangan dan keterbatasan saya untuk melayani," ujarnya.

Ibadah dipimpin langsung oleh Pdt Piet Tampi STh Msi, Ketua Sinode GMIM, dengan mengambil nats pembimbing dari Kitab Yehezkiel 14:1-11, yang bertema Hukuman Terhadap Penyembah Berhala.

Dalam khotbahnya Pdt Tampi mengatakan, merasa bersyukur karena sekian tahun perjuangan membangun rumah ibadah, Jemaat GMIM Kalvari dapat melengkapi kondisinya dengan menara.

"Kita berharap kehadiran gedung gereja ditambah menarannya ini, betul-betul diyakini jemaat bahwa Injil Tuhan telah ada disini, dan tidak ada illah lain di jemaat ini," ucap Tampi.

Tampi mengaitkan dengan nats pembimbing, dimana Allah telah memilih umat Israel sebagai pilihannya. Namun dalam perjalanan banyak diantara mereka yang mulai melecehkan Tuhan dengan beralih ke kuasa-kuasa gelap yakni penyembahan berhala atau illah lain. Ini melahirkan kemarahan Tuhan, sehingga Tuhan mengizinkan Israel dijajah bangsa lain, dan pembuangan di babel.

Mengenai pisah sambut Pendeta Jemaat, kata Tampi pelayan Tuhan harus terus mengajarkan Firman Allah kepada jemaat, dan senantiasa membimbing umat di jalan yang benar.

"Agar terus membangun komitment hidup didalam Tuhan, hamba Tuhan hadir untuk terus melayani sehingga jemaat tidak beralih ke illah lain. Jika ini terus dilakukan Pelayan Jemaat, maka Jemaat ini akan disayangi Tuhan," ucapnya.

Ibadah ini juga dihadiri Drs Sonny Tandayu, Wakil Bupati Minsel. Dalam sambutannya dirinya mengaku sukacita bersama pendeta yang bertugas di GMIM Kalvari dan yang betugas ke tempat lain, serta menyukuri pembangunan menara gereja.

"Pendeta jemaat itu seperti pemimpin, harus membawa motivasi dan semangat dalam pelayanan, baik itu berkaitan dengan kesatuan dan persatuan, disiplin, membesarkan pelayanan kepada masyarakat dan gereja," ucap Tandayu.

Lanjutnya, Pendeta Jemaat juga harus berbaur dengan masyarakat, mendengarkan aspirasi-aspirasi masyarakat, bahkan kritik.

"Bahkan kritik masyarakat, sebab pemimpin harus membuka diri terhadap kritik," Imbuh Tandayu. (Tribunews)