Saturday 24 September 2011

Saturday, September 24, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Jembatani Perbedaan, Paus Benediktus XVI Temui Pemimpin Muslim dan Kristen Protestan di Jerman.
BERLIN (JERMAN) - Pemimpin umat Katolik, Paus Benediktus XVI (84), menemui sejumlah pemimpin Muslim di Jerman dalam lawatan perdamaian hari keduanya di negeri itu, Jumat (23/09/2011).

Paus tiba di kampung halamannya sejak Kamis lalu dan akan menghabiskan waktu empat hari berkeliling Jerman. Saat bertemu para pemuka agama Islam di Jerman, dia berharap kedua belah pihak bisa menciptakan ”kolaborasi” yang berguna.

Dihadiri oleh pemimpin muslim Jerman, Ali Dere dan puluhan Imam, lawatan itu memang bertujuan menjembatani berbagai perbedaan dan pertentangan, yang selama ini terjadi di antara para pengikut dan pemuka agama di negeri itu.

Beberapa diantaranya adalah masalah pemaksaan penerapan hukum syaria kedalam peraturan Jerman yang bagi mayoritas warga Jerman sangat tidak diperlukan, sebab hukum di Jerman sudah terlalu lengkap, lagipula populasi muslim di negara itu sangatlah kecil, namun hal itu tidaklah berarti membatasi hak warga muslim sebab Jerman menetapkan bahwa persamaan hak dan derajat tanpa memandang SARA atau aturan sepihak.

”Kami, sesama kaum beriman, punya kontribusi khusus untuk membangun dunia yang lebih baik. Untuk bisa lebih efektif, kita harus menumbuhkan dialog bersama dan sikap saling menghargai yang sama-sama menguntungkan,” ujar Paus di depan para perwakilan empat juta umat Muslim di Jerman.

Paus menambahkan, ada banyak hal di antara umat Muslim dan Katolik, yang sama-sama menjadikan mereka saling terikat satu sama lain sebagai sebuah komunitas masyarakat.

”Contohnya soal perlindungan terhadap institusi keluarga melalui lembaga perkawinan. Penghormatan terhadap kehidupan atau dukungan terhadap keadilan sosial yang lebih besar bagi masyarakat,” ujar Paus.

Kepada Reuters, Mouhanad Khorchide, professor dari ilmu Islam di Münster University yang turut hadir dalam pertemuan itu mengungkapkan bahwa kehadiran Paus Benediktus sangatlah penting sebab ini menjadi jembatan antara mayoritas dan minoritas di Jerman, atas kesimpang siuran masalah yang sering dibesar-besarkan media luar atas pemaksaan penerapan hukum syaria yang sangat tidak sesuai untuk diterapkan di Jerman.

Paus kelahiran Marktl, Bavaria, 16 April 1927, ini juga dijadwalkan menemui sejumlah kalangan, mulai dari para pemimpin agama Yahudi hingga pihak gereja Katolik, yang beberapa waktu belakangan dihantam skandal kasus paedofil.

Tokoh Protestan

Pada Jumat sore, Paus menggelar upacara doa bersama dengan para pemimpin umat Protestan yang ada di Jerman. Prosesi ibadah, yang dinilai banyak kalangan menjadi terobosan itu, digelar di biara tempat Martin Luther dulu belajar di Erfurt, sekitar 300 kilometer arah barat daya Kota Berlin. Pertemuan di Erfurt itu juga akan dihadiri 20 pemimpin umat agama lain dan diagendakan berlangsung sekitar 30 menit.

Dalam masa kepemimpinannya enam tahun belakangan ini, Paus memang memperjuangkan kesatuan Gereja Kristen. Kekristenan di Jerman, tempat di mana Reformasi Protestan Martin Luther lahir, secara rapi terbagi menjadi Katolik dan Lutheran.

Ketua Konferensi Waligereja Jerman, yang juga Uskup Agung Freiburg Robert Zollitsch, menilai kunjungan Paus kali ini memberi ”dorongan baru” terhadap ekumenisme, penyatuan kembali Gereja Kristen. Sejumlah kemajuan juga telah berhasil dicapai.

Paus juga akan bertemu dengan pemimpin umat Protestan, Nikolaus Schneider. Ibadah umum yang akan dipimpin Paus itu juga akan diikuti Kanselir Jerman Angela Merkel, yang juga putri seorang pastor Lutheran. (Kompas/Tim PPG)