Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Konyol, Penutupan Gereja Pentakosta di Indonesa (GPdI) Jatinangor dianggap Membantu Warga.
SUMEDANG (JABAR) - Front Pembela Islam (FPI) Jawa Barat sebagai sebuah ormas anarkis tak bertoleransi yang menggunakan topeng agama mengakui dengan gamblang bahwa anggotanya yang mengancam dan menutup Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Jatinangor, 17 Juli 2011. Menurut mereka gereja ditutup atas permintaan warga.
Dengan angkuh Ketua FPI Jawa Barat, Abdul Qohar mengatakan pihaknya hanya membantu proses hukum karena menurut aturan standar mereka, gereja itu tidak memiliki izin. ”FPI memiliki standar oprasional. Seluruh elemen warga tahu gereja itu liar. Mereka melapor ke FPI dan kami mendatangi mereka tapi bukan menyerang. Kami memproses mereka dengan proses hukum,” kata Ketua FPI Jabar, Abdul Qohar kepada VHRmedia, Rabu (28/09/2011).
Terkait senjata tajam saat aksi mereka, Qohar malah menyangkal dengan penuh percaya diri sebab saat itu mereka bersama aparat. ”Tuduhan Pendeta Bernhard itu bohong. Kami tidak membawa senjata tajam. Waktu FPI datang ada Kapolsek dan Danramil, jadi kalau bawa senjata tajam pasti sudah ditangkap,” ujarnya.
Dia menyarankan pengurus Gereja GPdI menempuh jalur hukum jika ingin gereja kembali dibuka. ”Jika ingin melakukan peribadatan lagi silakan tempuh jalur hukum, bukannya melapor pada kami. Gereja itu ditutup resmi jadi silakan tempuh jalur resmi juga,” sumbar Abdul Qohar.
Seperti diberitakan sebelumnya, Badan Pembimbing Masyarakat (Bimas) Kristen, Kanwil Kementrian Agama Jawa barat, JM Nainggolan mengatakan izin pendirian gereja di Kabupaten Bandung dipersulit. Akibatnya seluruh gereja di Bandung tidak memiliki izin.
“Sejak Indonesia merdeka hingga saat ini, Pemerintah Kabupaten Bandung tidak pernah sekali pun mengeluarkan izin membangun gereja. Padahal syarat membangun tempat ibadah sudah kami penuhi,” kata JM Nainggolan.
Pada 17 Juli 2011 dan 20 September lalu ormas penggonggong ini menyerang dan menutup gedung GPdI Jatinangor. Tanpa ada malu mereka mendobrak pintu dan membubarkan jemaat yang sedang melakukan kebaktian. (VHRmedia/Tim PPGI)
Beranda
»
gpdi
»
intoleransi
»
Jabar
»
jatinangor
»
jawa
»
ormas islam
»
Sumedang
»
tekanan kepada umat Kristen
» Konyol, Penutupan Gereja Pentakosta di Indonesa (GPdI) Jatinangor dianggap Membantu Warga
Thursday, 29 September 2011