Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Pdt John Ruhulessin Harapkan Pendeta Laki-laki di Gereja Protestan Maluku (GPM) Kreatif dan Inovatif.
AMBON (MALUKU) - Ketua Majelis Pengurus Harian (MPH) Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) Pendeta John Ruhulessin saat memberikan sambutan dan arahan pada Temu Raya Pendeta Laki-Laki GPM yang dipusatkan di Baileo Oikumene, Ambon, Jumat (02/09/3022) malam.
Ia mengharapkan para hamba Tuhan Laki-laki di GPM agar kreatif dan inovatif memanfaatkan momentum Temu Raya ini, sehingga dapat memberikan dampak positif secara langsung, guna memantapkan komitmen dan spiritualitas pendeta laki-laki GPM dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai hamba Tuhan di tengah-tengah jemaat.
“Kita berharap bahwa melalui momentum ini, pendeta laki-laki GPM akan semakin tangguh dalam melaksanakan tugas-tugas pengutusannya di gereja, agar laki-laki GPM semakin kreatif, inovatif dan bersinergi untuk berjejaring dengan komponen lainnya untuk menggerakkan perubahan sesuai dengan visi GPM yang berdasarkan iman untuk bersama-sama membawa seluruh umat dalam kehidupan yang berkeadilan, damai dan sejahtera sebagai tanda-tanda kerajaan Allah,” ungkapnya.
MPH Sinode GPM, katanya, sangat bersyukur karena sebelum GPM genap berusia 76 Tahun pada 6 September 2011 mendatang, kegiatan Temu Raya Pendeta Laki-Laki GPM tersebut dapat digelar.
“Tentu saja kita bersyukur dengan hati berbunga-bunga tatkala sebelum 6 september, maka para kurun waktu 76 tahun, barulah Temu Raya Pendeta Laki-Laki-Laki GPM digelar dan saya berharap ada event temu raya pendeta perempuan di waktu yang akan datang, juga saya berharap ada temu raya pendeta laki-laki dan perempuan,” katanya.
Dijelaskan, melalui momentum Temu Raya tersebut, pendeta laki-laki GPM dituntut untuk bisa konsisten dengan janjinya selaku pendeta atau hamba Tuhan.
“Temu raya yang dilaksanakan haruslah dipakai untuk lebih memantapkan komitmen dan spiritual pendeta laki-laki GPM sebagai hamba Tuhan, di mana terminologi memantapkan merupakan sesuatu yang telah ada, namun perlu dibenahi,” jelasnya.
Selain Ketua Sinode, hadir pula Wakil Gubernur (Wagub) Maluku, Said Assagaff yang membuka dan memberikan sambutan.
Ia mengusulkan Majelis Pekerja Harian (MPH) Sinode GPM untuk menggelar Temu Raya Pendeta.
“Saat ini GPM telah menyelenggarakan Temu Raya Pendeta Laki-Laki dan nantinya juga diikuti Temu Raya Pendeta Perempuan. Jika keduanya telah dilaksanakan, maka saya usulkan GPM menggelar Temu Raya Pendeta,” ungkapnya.
Dijelaskan, melalui Temu Raya Pendeta tersebut, maka dapat dihasilkan komitmen yang jelas dari para pendeta.
“Melalui Temu Raya Pendeta GPM tersebut, maka terlahir komitmen yang lebih jelas serta kokoh bagi pendeta selaku penanam dan penyiram agar dapat menghasilkan buah yang lebih lebat,” jelasnya.
Assagaff mengharapkan Temu Raya Pendeta Laki-Laki yang baru pertama kali digelar tersebut dapat memperkokoh komitmen pendeta untuk memacu kualitas jemaat.
“Temu Raya diharapkan akan dapat memperkokoh komitmen pendeta laki-laki untuk memacu kualitas jemaat, baik itu kualitas iman, kualitas intelektual, kualitas kerukunan dan lainnya, sebab peningkatan kualitas ini sangat penting. Terlebih lagi, apa gunanya kita membangun gedung gereja yang megah, tetapi kualitas jemaat kita kurang baik,” ungkapnya.
Dikatakan, para pendeta laki-laki maupun perempuan dengan berkeringat dan berjerih lelah telah melaksanakan tugas sebagai penanam dan penyiram di medan gumulnya secara maksimal.
“Dari tugas dan fungsinya sebagai penanam dan penyiram itulah, GPM tumbuh subur dan berbuah, walaupun dalam kondisi objektif di medan pelayanan dan kesaksiannya yang serba sulit dalam wilayah Provinsi Maluku dan Maluku Utara,” katanya.
Temu Raya Pendeta Laki-Laki GPM Tahun 2011 diikuti 400 pendeta yang diawali dengan ibadah pembukaan di Gereja Maranatha yang dipimpin oleh mantan Ketua MPH Sinode GPM, Abraham Soplantila. (Siwalima)