Tuesday, 13 September 2011

Tuesday, September 13, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Pemimpin Sinode Gereja Injili Maluku di Belanda (GIM) Minta Warga Jangan Terprovokasi Berita dari Maluku.
AMSTERDAM (BELANDA) - "Jangan terprovokasi berita dari Maluku" pesan Pdt Otto Mattulessy, Pemimpin Sinode Gereja Injili Maluku di Belanda, menanggapi kerusuhan Ambon, Minggu (11/09/2011).

"Saya merasa menyesal bahwa hal ini terjadi di Ambon. Saya sudah harap tidak lagi terjadi tapi ternyata bisa terjadi. Saya pikir ada orang-orang yang masih main dari dalam. Kalau saya mengikuti beritanya, tadi-tadinya beritanya berbunyi bahwa tukang ojek itu dibunuh, sedangkan tukang ojek itu kecelakaan. Peranan siapakah ini?" ujar Pdt Otto saat diwawancarai RNW (Radio Nederland Wereldomroep).

"Sejauh yang saya tahu, walikota dan wakil walikota sudah mengunjungi keluarga itu. Saya punya tanda tanya mengapa polisi tidak cepat dengan pernyataan bahwa keluarga itu sudah dikunjungi dan dijelaskan bahwa ini kecelakaan murni".

"Terlebih saya dengar sekarang, dari Makassar mereka kirim tentara untuk kendali keadaan di Ambon. Ini mengingatkan kita pada tahun 2000an. Saya harap hal-hal seperti itu tidak terjadi dan saya harap bisa dikendalikan secepat mungkin karena berita-berita FB itu kadang-kadang tidak benar dan menimbulkan banyak emosi".

Ia juga harap agar segala berita terkait kekerasan di Maluku harus diperiksa teliti karena berita-berita yang asal dengan saja dapat menjadi pengeruh masalah tersebut. "Kita harus waspada, melihat media mana yang kemukakan berita-berita ini" ujarnya.

Saat ditanya terkait betapa sensitifnya situasi di Ambon ia menjawab "Memang ketegangan itu masih ada tapi sejauh ini dapat dikendali. Tapi mesti ada orang yang tahu itu sehingga mempermainkan soal ini".

"Saya belum tahu betul tapi saya kira masih ada pihak yang mau cari keuntungan, untuk kelompoknya. Saya harap dari pihak gereja dan mesjid di Ambon bisa rapih mengatasi hal ini" jawabnya atas pertanyaan adanya pihak-pihak yang ingin memenaskan situasi.

Sosial media
Ia juga menegaskan betapa besarnya pengaruh media sosial di internet saat ini, sehingga dapat mempengaruhi situasi "Yang saya harapkan dalam semua ini ada satu kronologi dari peristiwa yang terjadi. Rupanya hingga sekarang ini, kronologi itu tidak ada. Orang bisa ambil saja berita di twitter, di FB, sms, sedangkan tidak ada kronologi yang tepat sebetulnya. Jadi kita harus waspada dengan sosial media ini".

Menurutnya orang harus waspada dan selalu mengecek kepastian informasi sebelum menyebarluaskan berita. "Ya, karena berita yang masuk dari Ambon itu misalnya mereka telpon lalu katakan terjadi begini-begitu. Tapi mereka sendiri tidak ada di tempat, tapi hanya dengar dari sini dan situ".

Ia juga mengajak warga Maluku di Belanda agar tenang dan tidak perlu gegabah menanggapi situasi di Maluku. "Saat ini saya kira, tenang dulu saja. Lihat apa yang terjadi. Kalau bisa jangan memanaskan keadaan di sana" tandasnya. (RNW)