Thursday, 22 September 2011

Thursday, September 22, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Provinsi Gerejawi Semarang Ajak Umat dan Tokoh Katolik Gelorakan Semangat Misioner.
SEMARANG (JATENG) - Dalam sebuah forum baru-baru ini umat dan tokoh masyarakat Katolik di provinsi Gerejawi Semarang diajak untuk menggelorakan semangat misioner.

Forum itu diselenggarakan daam rangka merayakan 50 tahun hirarki episkopal Gereja Katolik Indonesia.

Acara itu diselenggarakan oleh provinsi Gerejawi Semarang yang meliputi Keuskupan Agung Semarang dan Keuskupan Sufragan Purwokerto, Surabaya, dan Malang dengan Direktorat Jenderal Bimas Katolik Kementerian Agama RI.

“Dengan pertemuan ini, kita ingin menggelorakan kembali semangat misioner Gereja dalam ikut membangun bangsa, membangun Indonesia yanag maju, berkarakter, dan bermartabat,’ kata Dirjen Bimas Katolik, Semara Duran Antonius.

Acara dengan ‘Revitalisasi Masyarakat sebagai Media Penanaman Nilai-nilai Kebangsaan dan Keagamaan’ digelar di Hotel Horison, Semarang, 15-18 September, dan dihadiri oleh 60 peserta yang terdiri dari uskup, imam, biarawan-biarawati, dan wakil umat.

Pertemuan itu merupakan pertemuan kesepuluh dari rangkaian pertemuan ‘Tokoh Masyarakat Katolik’ yang dilaksanakan sejak tahun 2005.

Masa kini, katanya, masyarakat Indonesia sedang mengalami perubahan sosial yang begitu cepat. Hal ini mengakibatkan masyarakat menjadi kehilangan pegangan, kehilangan rasa aman, dan ragu-ragu dalam menata kehidupannya.

Kegiatan itu dibuka dengan perayaah Ekaristi yang dipimpin Mgr Johannes Maria Pujasumarta dan didampingi oleh Rm Tarcisius Puryatno Pr (Vikjen Purwokerto), Rm Laurentius Heru Susanto Pr (Vikjen Malang), Rm Agustinus Tri Budi Utomo Pr (Vikjen Surabaya), dan Rm Pius Riana Prapdi Pr (Vikjen Semarang).

“Pertemuan ini merupakan pertemuan bersejarah dan pertama sebagai provinsi gerejawi Semarang setelah 50 tahun menjadi hirarki episkopal,” kata Mgr Pujosumarta dalam homilinya.

Semua hasil dinamika pertemuan terangkum dalam rekomendasi bersama yang diberikan ke keuskupan masing-masing untuk dapat diwujudnyatakan dan dialirkan dalam sungai kehidupan yang menyegarkan di masa yang akan datang. (KASemarang/ Cathnews Indonesia)