Tokoh Gereja di Paniai |
Pdt. Hans Tebay, S.Th, dalam sebuah pertemuan, Minggu (28/08/2011) sore, di Aula SKB Enarotali, mengatakan, setelah berusaha melakukan pendekatan dengan TPN OPM di markas Eduda dua hari lalu, Jumat (25/08/2011), dalam waktu dekat pimpinan Gereja juga akan menemui Kapolres Paniai.
“Gereja tetap netral. Bagi kami, semuanya adalah anak Tuhan. Maka, kami berbicara dari hati ke hati baik dengan TPN OPM maupun aparat TNI dan Polri,” ujarnya.
“Semoga apa yang kami lakukan ini bisa berbuah baik, karena kita semua tidak menghendaki situasi tidak aman ini terus berlanjut. Persoalan yang ada bisa dicarikan solusinya, dan sesuai kapasitas kami, Gereja mau berusaha memediasi kedua pihak ini agar Papua khususnya Paniai ini tetap aman,” tutur Pdt. Hans.
Koordinator Gereja Kingmi Papua di Paniai, Pdt. Gerard Gobai, S.Th, menegaskan, upaya Gereja murni suara kenabian menyikapi situasi akhir-akhir ini di tengah umat. Situasi yang tercipta memaksa umat meninggalkan rumah, pekerjaan, ternak, dan memilih mengungsi. Akibatnya, ibadah hari Minggu saja hanya dihadiri beberapa orang, tidak seperti biasa.
“Kita harap ada solusi. Dua pihak ini harus bisa mencari upaya damai. Supaya daerah aman dan masyarakat tidak ketakutan lagi,” ujarnya.
Diharapkan, pemerintah daerah mesti jeli melihat situasi saat ini. Pemerintah daerah tidak boleh membiarkan situasi daerah terus berlanjut dalam ketidakpastian dan warga hidup dalam kecemasan. Harusnya ada kebijakan menyikapi persoalan. “Bicara dari luar melalui media massa, katanya Paniai sudah aman. Padahal masyarakat ada ketakutan. Sebagai pemimpin daerah, seharusnya ada di tempat, bukan lari tinggalkan Paniai. Bagaimana mungkin masyarakat mau tenang dalam situasi begini, sementara bupati saja sudah kabur dari Paniai.”
Bagi Gereja, Papua sebagai Tanah Damai merupakan satu keharusan yang mesti perjuangkan oleh semua pihak. Menciptakan situasi yang menyejukan. Bukan lagi kekacauan, konflik apalagi sampai ada korban nyawa. Karena itu, Gereja mengharapkan keseriusan pemerintah bersama TNI/Polri dan TPN-OPM memikirkan secara bersama upaya-upaya yang setidaknya bisa ditempuh untuk mengakhiri persoalan, terutama pengembalian dua pucuk senjata. (Tabloid Jubi)