Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Toleransi Beragama Warnai Perayaan 125 Tahun Masuknya Gereja Katolik ke Lembata.
LEWOLEBA (NTT) - Perayaan 125 tahun gereja Katolik masuk ke Lembata melalui Lamalera bukan saja dimeriahkan dengan acara-acara bernuansa Katolik tetapi juga bernuansa islami.
Grup Kasidah dari Majelis Taklim Leworaja tampil memukau dalam acara yang dirayakan di halaman depan gereja Paroki Lamalera, Kamis (08/09/2011) siang.
Selain Kasidah, juga pementasan drama singkat masuknya gereja Katolik ke Lembata melalui Lamalera yang dilakonkan anak-anak setempat serta acara hiburan lainnya.
Ribuan umat hadir dalam acara itu. Mereka memadati halaman Gereja Paroki Lamalera, Raja Larantuka, Don Martinho DVG (Dias Viera Degodinho) bersama isteri, Bupati Lembata, Yance Sunur, Wakil Bupati Lembata, Viktor Mado Watun, Wakil Bupati Flotim, Pimpinan DPRD Lembata bersama isteri, Ketua MUI Kabupaten Lembata dan Perwakilan dari Kantor Kementerian Agama NTT.
Acara diawali dengan misa yang dipimpin Uskup Larantuka bersama puluhan imam konselebran dan dilanjutkan dengan resepsi bersama dan diisi dengan berbagai acara hiburan.
Uskup Larantuka, Mgr. Frans Kopong Kung, dalam khotbahnya mengajak seluruh umat untuk hidup berdampingan, tolong menolong dan menjaga toleransi antarumat beragama. Menurutnya, peristiwa masuknya gereja Katolik ke Lembata melalui Lamalera patut disyukuri dan 125 tahun adalah waktu yang tidak singkat. “Kita hadir hari ini untuk mensyukuri peristiwa sejarah ini,” katanya.
Raja Larantuka, Don Martinho DVG dalam kesempatan itu melukiskan bagaimana leluhurnya membantu misionaris-misionaris Dominikan zaman dahulu dalam penyebaran agama Katolik di Lembata.
“Spirit perjuangan penyebaran agama itu hendaknya ditiru seluruh warga Lamalera,” tegasnya.
Ketua MUI Kabupaten Lembata, Haji Hidayatulah Sarabiti dalam sambutannya mengatakan, umat beragama harus menjaga persaudaraan dan persatuan untuk membangun Lembata.
Sementara Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur mengatakan, suatu kebersamaan bukan sekadar toleransi melainkan hidup rukun dan berdampingan dan suatu konstruksi iman yang kuat. “Mari bersinergi membangun Lembata yang berkarakter dan bermartabat,” katanya. (Pos Kupang)
Beranda
»
Bali dan Nusa Tenggara
»
keuskupan larantuka
»
kristen islam
»
Lembata
»
lewoleba
»
ntt
»
toleransi
» Toleransi Beragama Warnai Perayaan 125 Tahun Masuknya Gereja Katolik ke Lembata
Wednesday, 14 September 2011