Tuesday, 18 October 2011

Tuesday, October 18, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Aparat dan Pemda Amankan Bentrok antara Warga Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) dan Gereja Kemah Injil Papua (GKIP) di Wamena. WAMENA (PAPUA) – Polemik soal keabsahan antara Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) dan Gereja Kemah Injil Papua (GKIP/ Kingmi Papua) kembali berlanjut.

Kali ini ratusan orang dari GKIP Kingmi sekitar pukul 17.00 WIT menyerang anggota jemaat GKII wilayah Pegunungan Tengah Papua yang sedang mempersiapkan pelaksanaan konferensi ke-1 GKII wilayah Pegunungan Tengah Papua yang akan berlangsung di GKII Jemaat Efata Wamena, Senin (10/10/2011).

Bupati Jayawijaya Wempi Wetipo, S.Sos. M.Par. yang berada di tempat kejadian langsung bergerak cepat bersama anggota Polres Jayawijaya mengamankan amukan ratusan orang dari GKIP Kingmi yang tidak menginginkan dilaksanakannya konferensi ke-1 GKII Wilayah Pegunungan Tengah Papua.

Bupati Wempi Wetipo yang turun langsung ke jalan yang yang sedang diguyur hujan,
langsung memberikan penjelasan kepada ratusan orang dari GKIP Kingmi.

Kepada kelompok dari GKIP Kingmi Bupati Wempi Wetipo mengatakan, sebagai umat Tuhan jangan sampai karena kepentingan elit pimpinan gereja menyebabkan terjadinya korban di pihak masyarakat sebagai anggota gereja.

“Kita ini jangan mudah terprovokasi dengan kepentingan elit pimpinan gereja, karena jangan hanya karena kepentingan elit pemimpin gereja kita masyarakat kecil yang menjadi korban karena adanya bentrokan seperti ssekarang ini,” jelasnya.

Pada kesempatan tersebut Bupati Wempi Wetipo juga langsung meminta kepada seluruh anggota GKIP Kingmi untuk kembali ke tempat mereka masing-masing dan memberikan kesempatan kepada anggota GKII untuk menyelenggarakan konferensi karena sebagai pemimpin di Kabupaten Jayawijaya Bupati Wempi menegaskan kalau dirinya berkewajiban melindungi seluruh masyarakat Jayawijaya bukan hanya untuk satu golongan agama atau gereja.

Sebagai Bupati Jayawijaya, kata dia, wajib melindungi 289.000 rakyat Jayawijaya karena ia bukan bupati agama atau bupati gereja. Selama ini ia memberikan bantuan kepada seluruh gereja termasuk Gereja Kingmi yang beberapa waktu lalu melakukan konferensi di Kabupaten Jayawijaya.

“Tadi saya sudah menjelaskan kepada ketua pemuda Kingmi dan Pdt. Aser Asso sebagai
koordinator wilayah selama hampir 3 jam. Kalau mau membatalkan konferensi ini harus ada surat masukan dari satu bulan lalu supaya dari pimpinan gereja bisa mempertimbangkan untuk bisa melaksanakan atau tidak tapi karena sekarang ini baru diberitahu dan anggota GKII sudah mempersiapkannya maka konferensi ini harus tetap dilaksanakan,” jelas Bupati Wempi.

Setelah mendengar penjelasan Bupati Wempi Wetipo, ratusan masa GKIP Kingmi langung
kembali ke tempat mereka dengan pengawalan ketat dari aparat Polres Jayawijaya.

Sementara itu ketika berbicara kepada anggota GKII yang hendak melakukan Konferensi
Bupati Wempi Wetipo mengatakan, dirinya telah meminta bantuan kepada pihak Polres
Jayawijaya untuk melakukan pengamanan di wilayah Jayawijaya.

“Saya sudah undang rakyat dari kabupaten lain untuk ikut kegiatan konferensi ini sekaligus untuk melihat perkembangan pembangunan yang terjadi di daerah ini. Saya tidak mau pihak-pihak lain datang untuk merusak pembangunan di daerah ini karena kita ini bukan ayam yang bisa diadu untuk mencari kekuatan siapa yang menang dan siapa yang kalah,” sambungnya.

Bupati Wempi Wetipo menghimbau kepada seluruh anggota GKII di wilayah Pegunungan
Tengah serta yang akan ikut melakukan konferensi agar tidak terprovokasi dan terpancing dengan hal-hal yang dapat merugikan semua pihak. “Sekali lagi dengan adanya kejadian ini tidak membatalkan konferensi dan konferensi ini harus tetap jalan saya minta supaya kita jangan terpancing dan terprovokasi jangan cepat emosi tapi kendalikan diri kita masing-masing dan kita sukseskan pelaksanaan konferensi ini supaya bisa berjalan baik hingga penutupan nanti,” sambungnya yang disambut dengan tepuk tangan meriah dari seluruh peserta konferensi. (Papuapost)