Kontribusi selain pemikiran juga memberikan sumbangsih tenaga melelui kehidupan jemaat di tengah-tengah masyarakat. Baik Gereja-gereja yang berada di luar kepulauan Nias, tetap memberikan perhatian dan dukungan tersebut.
Seperti disampaikan oleh Ephorus BNKP, Pdt K Hia MTh, saat melakukan audiensi ke kantor PT Harian Tribun Medan, Jumat (28/10/2011). Audiensi terkait akan dilaksanakannya HUT ke 32 Gereja BNKP Elia sekaligus pentahbisan Gereja BNKP Elia yang akan dilaksanakan hari Minggu, 30 Oktober 2011 di Jl Kapten Muslim Gg Solo No 11 Helvetia Medan.
Hingga saat ini, jemaat Gereja BNKP di Medan mencapai 15 ribu jemaat yang terdiri dari 38 gereja cabang. Pada kesempatan itu Ephorus juga didampingi Ketua Panitia HUT Ke 32 BNKP Elia, Drs P Nakhe, Pendeta Natalisman T, Gembala Jemaat Gereja BNKP Elia Pdt Nurchaya W.
Bukan saja sekedar memberikan kontribusi ke kepulauan Nias, namun juga kontribusi di Kota Medan. Dari berbagai usaha mikro yang digeluti jemaat, pada umumnya pendatang dari kepulauan Nias. "Banyak usaha yang digeluti jemaat kita, yang tentunya tetap menjadi dukungan dari gereja," katanya.
Kehadiran ephorus BNKP yang diterima oleh kru Tribun Medan ini, juga terungkap bahwa tahun 2012 BNKP akan menjadi tuan rumah sidang raya Persekutuan Gereja Indonesia (PGI). Yang tentunya juga akan menjadi sumber masukan secara ekonomi ke daerah tersebut.
Untuk itu, kata Pdt K Hia MTh, pihaknya selalu melakukan sebuah koordinasi dengan pemerintah kabupaten kota di kepulauan tersebut dalam sebuah forum sharing. "Tentu dengan harapan, gereja ini bisa memberikan kontribusi kepada pemerintahan dan pembangunan," kata Nakhe.
Lebih lanjut Nakhe mengatakan, perayaan HUT kali ini akan dihadiri beberapa tokoh Nias. Terutama kepala daerah di Kabupaten Kota di kepulauan tersebut. Dan juga beberapa anggota DPRD Sumut yang berasal dari Nias.
Pada kesempatan tersebut, Kru Tribun Medan, Bantors Sihombing mengatakan dukungannya terhadap program yang dilakukan oleh BNKP. Terutama dalam mendunkung pembangunan Kepulauan Nias yang baru saja dimekarkan. Karena, bagaimana pun pembangunan itu tetap harus dilakukan rakyat untuk rakyat.(tribunmedan)
