Saturday 29 October 2011

Saturday, October 29, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Tokoh Lintas Agama di Jakarta Rayakan 25 Tahun Spirit of Assisi. JAKARTA - Para tokoh lintas agama Indonesia berkumpul di Jakarta untuk menandai Hari Doa di Assisi untuk perdamaian yang dicetus oleh Beato Yohanes Paulus II pada 25 tahun silam dengan sebuah seminar. Tokoh agama dari seluruh dunia juga mengadakan acara serupa di Assisi

Di bawah tema yang sama “Ziarah Perdamaian dan ziarah Keadilan,” menghadirkan para pembicara –Cholil Nafis (Islam), Pastor Simon Lili Tjahyadi Pr (tokoh agama Katolik), Bikku Dharmmakara (Sekjen KASI Budha), Nengah Dana (Sekjen PHDI Hindu), dan Uung Sendani (Konghuchu).

Acara the Spirit of Assisi dipadu dengan 83 tahun Hari Sumpah Pemuda di Wisma Antara, Jakarta Pusat, (27/10/2011).

Pastor Simon mengatakan, Indonesia adalah Negara dengan agama, bahasa, budaya, suku, dan ras. Ada banyak cara untuk mengupayakan perdamaian melalui diplomasi politik, diplomasi doa. “Doa bersama lintas agama penting bagi Indonesia karena di sini rawan konflik,” kata imam itu.

Dosen STF Driyarkara Jakarta itu mengatakan, the Spirit of Assisi seperti ini yang mau diambil dari peristiwa perdamaian. Karena itu, sikap yang dituntut para pemeluk agama adalah saling menghayati dengan baik, setia pada iman, tetapi juga menghargai umat beragama lain.

Ia mengatakan sikap menghormati perbedaan, saling belajar antarumat beragama, berdialog satu sama lain. Hal ini kiranya penting dibangun agar situasi damai dalam kehidupan bersama tercapai.

Setiap agama, tambahnya, tidak hanya fokus ke dalam, tetapi bagaimana secara bersama-sama member sumbangan nyata bagi perkembangan masyarakat.

Cholil mengatakan perdamaian antaragama menjadi salah satu faktor yang menentukan dalam mewujudkan perdamaian. Usaha untuk menanamkan spirit perdamaian, tentu tidak hanya terjadi di Assisi, juga tidak hanya diprakarsai oleh Gereja.

Ia mengatakan Setiap orang dan agama merindukan sekaligus mengaku bahwa perdamaian adalah nilai yang harus diperjuangkan dimanapun dan kapanpun. (Cathnews Indonesia)