Monday, 31 October 2011

Monday, October 31, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Sidang Majelis Pekerja Lengkap (MPL) XXXIII Sinode Gereja Protes­tan Maluku (GPM) di Dobo.
DOBO (MALUKU) - Ketua Sinode Gereja Protes­tan Maluku (GPM), Pendeta Jhon Ruhulessin dalam sambutan sidang Majelis Pekerja Lengkap (MPL) XXXIII Sinode Gereja Protes­tan Maluku (GPM), Minggu malam (30/10/2011), yang dipusatkan di Lapangan Yos Sudarso, Kota Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, mengatakan melalui Sidang MPL XXXIII Sinode GPM menjadi bukti kongkrit tanggung­ jawab gereja untuk terus menyuara­kan semangat persaudaraan, damai dan kemanusiaan.

Panggilan gereja yang sejati, lan­jutnya, bukan saja untuk membangun dan memperkuat gereja, akan tetapi membangun persaudaraan diantara umat manusia dan memperkuat kemanusiaan.

Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu dalam sambutannya mengatakan, gereja memiliki peranan yang strategis dalam pembangunan daerah.

Pasalnya, melalui gereja terdapat potensi dan sumber daya yang begitu besar yang dapat diberdayakan untuk membangun Maluku, untuk terca­painya kehidupan yang sejahtera, sehingga perlu dilakukan pembaha­ruan dalam tubuh gereja sendiri se­bagai organisasi maupun sebagai warga jemaat.

“Dalam kehidupan majemuk saat ini, kita boleh berbeda dalam suku, agama, budaya dan strata sosial, namun tetap satu dalam semangat yang kuat dalam membangun kerukunan dan meng­hargai eksistensi masing-masing, dan memaknai toleransi sebagai persau­daraan yang rukun,” jelas gubernur.

Gubernur mengharapkan, sidang MPL XXXIII Sinode GPM ada kebijakan baru yang subtansial dalam melayani umat Tuhan di Maluku dan Maluku Utara.

Menurutnya, pemerintah daerah ber­sama seluruh stakeholder terma­suk pimpinan dan warga GPM men­dorong terciptanya Maluku yang da­mai, Maluku yang religius dan Malu­ku yang sejahtera dalam konteks kema­jemukan hidup saat ini harus terus disuarakan dalam kehidupan jemaat.

Dikatakan, membangun Maluku harus kerja secara integrasi pada seluruh stockholder bahkan membu­tukan konektivitas untuk membuka akses-akses sebanyak mungkin, baik pemerintah pusat maupun sektor swasta.

“Kita dituntut untuk dapat menepis berbagai isu dan provokasi yang dapat memecah bela tatanan kehi­dupan umat beragama dalam konteks kehidupan bermasyarakat,” katanya.

Sedangkan, pelaksana tugas (Plt) Bupati Kabupaten Kepulauan Aru, Umar Djabumona mengatakan, melalui sidang MPL Sinode GPM ini, akan terciptanya kehidupan yang harmonis sebagai pemaknaan peran dan fungsi gereja menghadirkan kebaikan Tuhan bagi semua ciptaan.

Menyikapi berbagai kondisi yang terjadi saat ini, katanya, tidak dapat di pungkiri bahwa peranan gereja sangat penting dan strategis dalam mengatasi berbagai upaya perma­salahan sosial kemasyarakatan.

“Saya mengharapkan, melalui ge­reja kita dapat meredam berbagai per­ma­salahan provokasi yang dapat me­me­cah bela tatanan kehidupan orang basudara di daerah ini,” katanya.

Harmoni kerukunan

Selama perayaan, nampak ada beberapa umat Islam yang turut memeriahkan pembukaan sidang Majelis tersebut, antara lain hadir Ketua MUI Kepulauan Aru, H.Z.A. Halim bersama Pengurus Majelis Ta'kum Al Muhajirin berbaur dengan umat Kristen di lokasi pembukaan persidangan di lapangan Yos Sudarso.

Tanpa canggung dan dengan rasa sebagai saudara, mereka mengikuti acara pembukaan persidangan yang dihadiri ribuan umat tersebut.

Bahkan saat pemberian persembahan syukur, Ketua MUI Kepulauan Aru dengan suka cita juga memberikan uang yang dimasukkan dalam anyaman "tumang sagu" (tempat menampung tepung sagu).

Suasana pembukaan Sidang MPL bertambah semarak dengan empat putri memperagakan tarian bernuansa Islami. Aksi mereka sontak mengundang tepuk tangan hadirin maupun masyarakat yang berjubel di lapangan Yos Sudarso.

Halim menyatakan, kedatangan dirinya bersama pimpinan agama lainnya telah menyosialisasikan kegiatan MPL XXXIII Sinode GPM kepada masyarakat Kepulauan Arun. Karena, acara itu strategis dalam mewujudkan jalinan keharmonisan antarumat beragama di Maluku.

"Umat Islam di Kepulauan Aru siap menyukseskan sidang MPL menyusul Musyawarah Pimpinan Paripurna (MPP) Angkatan Muda GPM XXV pada 23 - 27 Oktober 2011," ujarnya.

Umat Kristen Protestan maupun Katholik sebelumnya ikut berperan dalam menyukseskan penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Quran(MTQ) XXIV Maluku di Dobo pada 21 - 28 Mei 2011. Pada acara MTQ di Dobo, pendeta serta jemaat Kristen Protestan maupun Katholik berjumlah 100 orang ikut menyanyikan Hymne dan Mars MTQ.

"Sukses MTQ di Dobo bukan berarti harus membalas peranserta basudara Kristen Protestan yang akan menyelenggarakan MPL Sinode GPM. Tapi, ini komitmen umat beragama di daerah ini untuk memelihara jalinan keharmonisan antarumat beragama sebagai warisan leluhur," tandas Halim. (Siwalima/Tim PPGI)