Saturday 22 October 2011

Saturday, October 22, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Ibadah Kaum Manusia Lanjut Usia (Manula) di Gereja Oikos Jemaat Pelita Kasih Surabaya.
SURABAYA (JATIM) - Meski sudah tidak muda lagi tapi semangat beribadah harus tetap menyala dan berkobar. itulah yang dirasakan oleh PLewi.Net saat hadir dalam Ibadah kaum manusia lanjut usia (Manula) Jumat pagi (21/10/2011) di Gereja Oikos Jemaat Pelita Kasih di seputaran Manyar Jaya Surabaya.

Ibadah kaum manula ini diadakan 2 minggu sekali yaitu minggu ke 1 dan ke 3 tiap bulannya yang diadakan mulai pukul 10.00 - 14.00 WIB yang diikuti sekitar 50 orang jemaat.

Seperti ibadah pada umumnya, kesaksian yang menguatkan seluruh peserta juga ada. Kesaksian seorang ibu pengidap kanker, tidak mau namanya disebutkan, terasa luar biasa karena jemaat mendapatkan berkat kesaksian yang luar biasa.

Dalam kesaksian itu ia menyaksikan betapa luar biasanya cinta kasih Tuhan Yesus padanya saat mengalami masa - masa kritis akibat penyakit Kanker yang diidapnya. Sudah 7 tahun lamanya ia harus kemotherapy sebagai bagian dari proses kesembuhan.

Oleh kekuatan dari Tuhan sajalah dia mampu bertahan hingga saat ini meski secara manusia sudah tidak mampu bertahan lagi.

Pembawa firman ibadah kali ini adalah Pendeta Lo Henry. Ayat mas dalam firmannya terambil dari Mazmur 112 : 1 -2 dimana ditekankan bahwa anak cucu akan perkasa dan diberkati di bumi.

Untuk bisa mencapai hal itu, anak - anak Tuhan harus menabur yang baik karena hasil dari taburan saat ini akan berdampak pada anak cucu.

Hal yang juga berlaku buat apa yang kita alami saat ini. Jika ditelusuri jelas terkait dengan apa yg ditabur dimasa lalu.

Henry Lo mengilutrasikan firman adalah seperti pelari pembawa tongkat estafet. Dimana tongkat yang saat ini ada pada kita akan kita serahkan pada generasi berikutnya.

Oleh karena itu kita harus berhati - hati akan tongkat itu, apakah yang kita wariskan itu baik atau buruk semisal kutuk dosa.

Untuk itu meskipun usia sudah lanjut tiap orang tetap harus waspada jangan - jangan kita sudah mewariskan kutuk dosa bagi anak cucu. (Pustakalewi)