Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Sinode ke 9 Huria Kristen Indonesia Protestan (HKIP) di Pematangsiantar.
PEMATANGSIANTAR (SUMUT) - Sinode ke 9 Huria Kristen Indonesia Protestan (HKIP) dibuka pada Kamis (20/10/2011) di HKIP Agape, Jalan Pisang, Siantar Marihat, Pematangsianrtar, Sumatera Utara.
Salah satu agenda sinode yang dibuka Bishop HKIP, Pdt Manahan Simanjuntak ini adalah pemilihan Bishop periode 2011-2016 selama Sinode, muncul tiga nama calon kuat Bishop HKIP, yakni Pdt Bangun Harianja, Pdt Marlan Pardede SPd, dan Pdt Drs Pangasaon Tarihoran. Sedangkan calon Sekjen HKIP adalah Pdt Parlin M Simangunsong SH M div.
Seorang pendiri HKIP, St Halomoan Silaen,di rumahnya di Jalan Marihat membenarkan tiga nama dijagokan menjadi calon Bishop periode 2011-2016. Salah satunya Pdt Bangun Harianja yang telah dua periode menjabat Sekjend HKIP.
“Siapapun yang menang, saya harapkan bisa memberikan angin segar bagi pelayanan iman dan umat di HKIP. Tapi saya ingatkan, seluruh calon agar bertarung dengan kejujuran tanpa menggunakan cara-cara yang salah di mata Tuhan dan di mata hukum. Kita ingin HKIP benar-benar menjadi cahaya terang bagi umat-Nya,” kata Halomoan.
Salah seorang calon Bishop, Pdt Bangun Harianja SmTH SPd kepada METRO mengatakan, ke depan HKIP harus lebih misioner. Untuk membawa HKIP lebih misionaris, Pdt Bangun Harianja mengatakan, dirinya siap dicalonkan menjadi pucuk pimpinan HKIP.
Pdt Bangun Harianja yang saat ini Sekjend HKIP mengatakan, apabila nantinya dipercaya sinodestan (peserta sinode) untuk memimpin HKIP, dia akan meningkatkan mutu pelayanan HKIP yang lebih misioner.
Artinya, pelayan yang lebih mengutamakan umat di daerah serta menata kembali tata cara gereja HKIP.
”Kita akan tata kembali gereja HKIP yang lebih misioner dengan meningkatkan semangat oikumene dan terus meningkatkan kerjasama pelayanan gereja di tingkat nasional maupun internasional,” katanya.
Nantinya, kata pendeta yang mempunyai enam anak ini, jika dipercaya sinodestan, dia akan membangun, meningkatkan, memotivasi pelayan di HKIP hingga ke tingkat jemaat. “Saya akan meningkatkan peran pemuda dan sekolah Minggu HKIP, dengan menggalakkan bidang kepemudaan, baik tingkat nasional maupun internasional,” tegasnya.
Pdt Bangun Harianja juga berharap pemerintah menjamin kemerdekaan berpendapat dan beribadah menurut ajaran masing-masing, seperti diamanatkan UUD 1945.
Calon Bishop HKIP, Pendeta Marlan Pardede SPd mengatakan, sebagai lembaga keimanan, gereja harus mampu mengubah kondisi politik, sosial, dan ekonomi. Maksudnya, gereja (warga jemaat) harus memiliki iman yang bermutu dan berkualitas, dan gereja (parhalado=pengurus jemaat) harus memberikan pelayanan prima kepada jemaat.
Pendeta Marlan yang juga dosen FKIP HKBP Nommensen yang beristrikan Lince br Siahaan ini mengatakan, untuk mengembangkan sumber daya manusia, HKIP harus memberikan pelayanan dan dukungan kepada jemaat, baik peningkatan mutu pendidikan, watak dan karakter, spiritual, kepemimpinan, dan wawasan.
Dalam meningkatkan mutu penginjilan, HKIP juga harus memiliki pos dan meningkatkan kerjasama dalam penginjilan.Di samping itu, dalam meningkatkan sarana dan prasarana ibadah, dibutuhkan pelayanan dan kenyamanan untuk beribadah, dukungan sarana dan prasarana bangunan, penyediaan buku-buku rohani, buku nyanyian, dan Alkitab.
Calon Bishop HKIP lainnya, Pdt Drs Pangasaon Tarihoran menyebutkan, HKIP harus menjadi tubuh Kristus bagi umat-Nya, yang memiliki iman yang kuat dan berkualitas. HKIP harus tetap mengabarkan suka cita Injil, sehingga dunia memeroleh kesejahteraan dan keselamatan.
Pdt Pangasaon mengatakan, Sinode ke-9 HKIP adalah Garis-garis Besar Program Pelayanan (GBPP) yang dapat menunjang tugas-tugas panggilan yang tiga tersebut.
Pdt Pangasaon yang saat ini menjabat Ketua Badan Koordinasi Antar Gereja (BKAG) Kabupaten Simalungun ini, optimistis para sinodestan akan mengambil keputusan tepat untuk memilih pimpinan pusat HKIP yang kredibel, yang bisa membawa misi tiga pelayanan gereja, sesuai GBPP-HKIP.
Sedangkan calon Sekjend HKIP, Pdt Parlin M Simangunsong SH MDiv menjelaskan, pelayanan dan bekerja dengan segenap hati akan menghasilkan pekerjaan yang maksimal. Tentunya pelayanan dan pekerjaan yang dilakukan itu berdasarkan kasih Kristus.
Pengalamannya dalam pelayanan HKIP tidak diragukan lagi. Sejak dibaptis menjadi pendeta di HKIP, Pdt Parlin langsung mengadakan misi penginjilan ke Kediri, Jawa Timur, dan mendirikan HKIP di sana.
Pdt Parlin selalu menjalankan prinsip, yakni pelayanan dan bekerja dengan segenap hati. Dia yakin, hasil dari prinsip tersebut akan maksimal.
Walau orangtuanya, alm Pdt L Simangunsong merupakan mantan Bishop HKIP, tidak membuat Pdt Parlin menjaga jarak dengan teman-temannya. Dia mampu beradaptasi dengan siapapun dan di manapun. Dengan pendekatan kekeluargaan, dia dapat mendirikan gereja HKIP di Kediri, melayani dengan sepenuh hati.
“Sekecil apapun yang kita lakukan, akan bermanfaat untuk masa yang akan datang. Semangat kerja keras dibutuhkan saat ini untuk melayani Kristus di HKIP,” ungkap Pdt Parlin yang memperistri N br Aritonang, yang aktif di organisasi gereja, marga, dan adat.
Khusus dalam Sinode ke-9 HKIP, Pdt Parlin berpesan, siapapun yang terpilih sebagai pimpinan, akan menjadi kekuatan baru di HKIP. Harapannya, HKIP semakin hidup dalam pelayanan dengan memberikan iman yang berkualitas bagi jemaat. (Metro Siantar)
Beranda
»
HKIP
»
pematangsiantar
»
Sinode
»
Sumatera
»
Sumatera dan Jawa
»
sumut
» Sinode ke 9 Huria Kristen Indonesia Protestan (HKIP) di Pematangsiantar
Saturday, 22 October 2011