Sunday 9 October 2011

Sunday, October 09, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Konyol, Alasan Baru Penghentian Ibadah Gereja Kristen Indonesia (GKI) Taman Yasmin, Ketua Satpol PP Pingsan Tanpa Alasan. JAKARTA - Jemaat Gereja Kristen Indonesia (GKI) Taman Yasmin, Bogor dalam sebuah konferensi pers menyebut mereka kembali mendapat kecaman dan pembubaran paksa oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Sat-Pol PP) Kota Bogor saat menggelar peribadatan pada Minggu (09/10/2011), setelah sebelumnya gagal mengambil paksa roti dan anggur perjamuan guna menggagalkan ibadah pada Minggu (02/10/2011).

Satpol PP ingin ambil roti & anggur perjamuan (PeduliYasmin)
"Sampai tadi pagi, kami masih melakukan peribadatan di trotoar karena Gereja kami masih disegel secara ilegal oleh Diani Budiarto selaku Walikota Bogor. Saat di tengah jalannya ritual ibadah kami, ada sejumlah oknum Satpol PP yang sengaja membubarkan peribadatan kami," Ujar Juru Bicara GKI Yasmin, Bona Sigalingging saat mengelar konferensi pers di Wahid Institut, Jl. Taman Amir Hamzah, Minggu (09/10/2011).

Insiden yang terjadi sempat menghentikan pelaksanaan ibadat jemaat GKI. Dikabar, dari peristiwa itu ada pengakuan anggota Satpol PP bahwa Kepala Satpol PP Kota Bogor, Bambang Budianto pingsan tanpa alasan dan dilarikan ke RS Karya Bhakti, Sayangnya sejumlah pihak yang sengaja memprovokasi menyatakan Bambang diduga dipukul kepalanya oleh seorang jemaat, padahal saat itu jemaat sedang khusyuk mengadakan ibadah.

"Kami membantah adanya pemukulan terhadap oknum Satpol PP, karena kami saat itu sedang beribadah namun mereka membubarkan kami. Memang saat itu ada adu mulut antara jemaat dengan satpol PP tetapi kami langsung melanjutkan ibadah kami," tegas Bona menangkal tudingan pihak-pihak yang sengaja mengalihkan kasus GKI Yasmin.

Hingga saat ini belum didapat keterangan dari pihak Satpol PP Bogor soal kebenaran kabar pemukulan tersebut ataukah sekedar pingsan karena kelelahan.

Adapun konflik antara jemaat GKI dengan sejumlah warga dan walikota Bogor adalah akibat dari tekanan ormas bertopeng agama, yang ditindaklanjuti dengan pelarangan ijin pendirian bangunan gereja yang kemudian diancam dan ditekan dengan berbagai bentuk muslihat.

Setelah gedung gereja disegel, jemaat yang telah menang dalam persidangan hingga ke Mahkamah Agung bersikeras menjalankan peribadatan di trotoar luar gereja, Sayangnya hasil putusan dari Mahkama Agung tidak pernah dihiraukan oleh Diani Budiarto dan kroni-kroninya sehingga mereka sengaja mencari berbagai muslihat dan isu mulai dari alasan ibadah di trotoar yang menimbulkan gangguan terhadap warga sekitar, gereja yang tidak boleh berdiri di jalan yang berunsur islam hingga pingsangnya anggota Kepala satpol PP karena alasan yang tak jelas. (Tribunnews/Tim PPGI)