Thursday, 13 October 2011

Thursday, October 13, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Pastor dan Kaum Religius dari 15 Keuskupan di Korea Selatan Menentang Pembangunan Pangkalan Laut di Pulau Jeju.
SEOUL (KORSEL) - Para pastor dan kaum Religius dari 15 keuskupan di Korea Selatan pada awal pekan ini bergabung dengan pihak oposisi menentang pembangunan pangkalan angkatan laut di pulau Jeju dan mengatakan perlawanan sipil mungkin akan dilakukan jika pembangunan pangkalan itu tidak dihentikan.

Pastor Andrew Taman Dong-ho mengatakan dalam sebuah Misa, yang mengumumkan gerakan nasional, bahwa perlawanan terhadap proyek tersebut kini telah menjadi “keputusan Gereja Katolik” di Korea.

Berbagai protes sebelumnya telah dipimpin oleh para pemimpin Gereja dan umat di keuskupan Cheju, yang dipimpin oleh Uskup Cheju Mgr Peter Kang U-il.

Kini keuskupan itu telah bergabung dengan komisi keadilan dan perdamaian dari 15 keuskupan lain di seluruh negeri.

Pastor Park, ketua Komisi Keadilan dan Perdamaian Keuskupan Agung Seoul, kemarin juga mengatakan dalam homilinya bahwa Gereja menentang “pangkalan angkatan laut di pulau itu sesuai ajaran Kristus, yakni perdamaian.”

Sekitar 1.000 umat Katolik termasuk 350 imam dan Religius di seluruh negeri itu berpartisipasi dalam Misa untuk memulai gerakan nasional itu.

Pastor Daniel Kim Chang-hoon, vikjen keuskupan Cheju yang memimpin Misa itu, mengatakan, “Gereja memiliki tugas untuk melindungi kehidupan dan perdamaian. Protes terhadap pangkalan angkatan laut juga merupakan salah satu tugas Gereja.”

Setelah Misa, para peserta mengeluarkan pernyataan sikap yang ditandatangani oleh 964 imam, 2.664 Religius wanita dan 107 Religius pria, dan diumumkan dalam nama “Yesus Kristus dan iman” bahwa mereka menentang pembangunan pangkalan angkatan laut di “Pulau Damai,” yang dinamakan oleh pemerintah tahun 2005.

Pernyataan itu menambahkan bahwa para penandatangan akan memulai sebuah gerakan perlawanan sipil jika pembangunan itu tidak dihentikan.

Rencana untuk membangun pangkalan itu diumumkan tahun 2007 dan pembangunan itu diharapkan akan selesai tahun 2014. (Ucanews/Cathnews Indonesia)