Friday 7 October 2011

Friday, October 07, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Persemian Gedung Gereja Kristen Injili di Tanah Papua (GKITP) Jemaat Lahai-Roi, Kampung Pasir.
FAKFAK (PABAR) - Anggota Badan Pekerja (BP) AM Sinode GKI di Tanah Papua Wilayah VIII Fakfak, Kaimana dan Timika, Charles Ikari, S,Th meresmikan gedung Gereja baru Jemaat GKI Lahai-Roi alamat kampung pasir, Kelurahan Fakfak Utara, Distrik Fakfak, Kamis (29/09/2011).

Peresmian gedung gereja Lahai-Roi ditandai pembukan selubung papan nama gereja olah Wakil Bupati Fakfak Drs, Donatus Nimbitkendik, MTP dan pengguntingan pita oleh Anggota BP AM Sinode, Pdt Charles Ikari, S,Th dilanjutkan dengan ibadah pentahbisan gereja.

Usai ibadah pentahbisan dilanjutkan dengan acara resepsi, dimana diisi dengan laporan ketua panitia pembangunan dan peresmian gereja Lahai-Roi, sambutan Anggota BP.AM Sinode dan sambutan Wakil Bupati Fakfak. Sebelum membacakan sambutan tertulis Bupati Fakfak, Wakil Bupati mengatakan, walaupun Ia (wakil bupati,red) beragama Katolik, namun Ia didampingi istrinya akan mengikuti ibadah di gereja kristen protestan dan juga akan berkunjung ke Masjid. “Bapa, ibu jangan kaget kalau hari minggu saya dengan istri akan datang beribadah di gereja protestan entah itu GKI Lahai-Roy, GKI Nazaret maupun gereja protestan lain di Fakfak dan juga akan berkunjung ke Masjid,”ujarnya.

Mengapa orang nomor dua di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Fakfak melakukan seperti itu, akuinya karena Ia ingin membagi rasa, rasa sukacita, rasa kasih kepada umat yang lain. “Karena saya hadir bukan karena iman saya sendiri (katolik,red) tetapi untuk iman jemaat yang lain,”kata Wakil Bupati sembari tepung tangan meriah jemaat dan tamu undangan yang hadir. Ia mengungkapkan, kunjungan ke gereja guna beribadah bersama jemaat, sudah dilakukan di gereje-gereja katolik, selain gereja katolik Ia juga melakukan pendekatan dengan cara turun ke kampung untuk menjelaskan terakait program pemerintah kabupaten Fakfak yang mengarah kepada kesejahteraan masyarakat. Sementara Ketua Klasis GKI Fakfak, Pdt. Gerson Heretrenggi, S,Th menagatakan, sesungguhnya gereja atau rumah ibadah mencerminkan titik temu secara fertikal antara manusia dengan Allah. “Secara horisontal dengan sesama manusia, sehingga keseimbangan ini pada hakekatnya mencerminkan nilai-nilai persekutuan, kebersamaan, solidaritas, kedamaian,”ujarnya.

Sementara ketua panitia, Penatau (pnt) Yakobus Yumte, SE dalam laporannya menjelaskan awal berdirinya gereja Lahai-Roi hingga saat ini, diamana gedung gereja yang lama berukuruan 8×15 cm yang dibangun sejak tahun 1983 daya tampungnya hanya 200 orang. “Dengan adanya kapasitas gedung gereja yang tidak bisa menampung jemaat yang kian hari semakin bertambah, maka upaya jemaat untuk membangun gedung gereja baru berukuruan 14×30 meter persegi yang baru diresmikan hari ini (kemarin,red),”ujar Yumte. Ia menyebutkan sumber penerimaan dan pembiayaan jemaat GKI Lahai-Roi terdiri dari suakelolah jemaat, bantuan pemerintah dan sumbangan pihak donatur, dimana Yumte tidak bisa menyebutkan secera keseluruhan, mengingat waktu. “Maaf saya tidak bisa baca keseluruhan, karena banyak, jadi saya hanya baca saja jumlah total penerimaan dan pembiayaan 2006 – 2011 berjumlah Rp 2.312.637.000,”sebutnya. (FakFak Info)