Saturday, 29 October 2011

Saturday, October 29, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Seminari Tinggi Teologi Sabah (STS) Satukan Berbagai Denominasi Gereja di Malaysia.
KINIBALU (MALAYSIA) - Seminari Tinggi Teologi Sabah (STS) di Malaysia telah menyatukan Gereja-gereja denominasi di negara itu.

Sekolah yang terletak di kota Kota Kinabalu itu memiliki 336 mahasiswa termasuk lebih dari 48 mahasiswa berasal dari 12 negara di Asia Tenggara.

Seminari ini terletak di propinsi bagian timur Sabah, di mana kelompok Kristen terbanyak di negara mayoritas Muslim itu. Jumlah umat Kristiani lebih dari sepertiga atau sekitar dua juta orang yang sebagian besar adalah suku etnis Malayu dan etnis Cina.

“Selain itu para mahasiswa internasional, kami juga memiliki mahasiswa dari hampir semua denominasi di Malaysia,” kata Pendeta Chung Lagu Mee, dekan STS.

Ia mengatakan, “Kami bahkan memiliki para mahasiswa Katolik paruh waktu.”

Pendeta Sun En Yu, pendiri STS, mengatakan seminari itu dimulai tahun 1980 sebagai pusat pelatihan dasar untuk mempersiapkan para pemimpin awam untuk evangelisasi dan karya pastoral di daerah terpencil. Tahun 1985, pusat itu berkembang menjadi Pusat Pelatihan Alkitab dengan enam gereja lokal sebagai mitra.

Kursus teologi formal dimulai tahun 1988 dan Thu mencatat STS telah bekerja dengan 13 mitra internasional, termasuk Baptis, Methodis dan Lutheran. Beberapa misi Protestan di Eropa dan Amerika Serikat mengirim dosen ke sekolah itu, katanya.

Kini STS mengadakan program-program tingkat diploma, sarjana, pasca sarjana dan doktoral dalam bidang teologi, karya pastoral dan komunikasi dalam bahasa Melayu, bahasa Mandarin dan bahasa Inggris.

Sementara masing-masing dari tiga kelompok bahasa itu memiliki doa yang terpisah, pada hari Kamis mereka berkumpul di gereja yang berusia seabad di kompleks STS untuk doa bersama, mencampurkan perbedaan denominasi mereka.

“Kami sendiri adalah sebuah perguruan tinggi teologis yang unik. Kami memiliki pusat-pusat di luar kampus dan selain para mahasiswa yang datang ke kampus. Para guru akan pergi kepada mereka,” kata Wilfred Yohanes Samuel, wakil ketua STS. (Cathnews Indonesia)