Wednesday, 19 October 2011

Wednesday, October 19, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Televisi Pemerintah Mesir Akui Berita Umat Kristiani Membunuh Prajurit, hanya Rekayasa. KAIRO (MESIR) - Televisi milik pemerintah Mesir mengaku telah memalsukan laporan saat memberitakan aksi protes umat Kristiani Koptik pada hari Minggu (09/10/2011). Laporan palsu tersebut menyatakan umat Kristiani telah menyerang dan membunuh personel militer yang berusaha menjaga ketertiban; namun, berita-berita tersebut terbukti palsu. Laporan bohong itu saat ini dianggap berkontribusi langsung terhadap meletusnya kekerasan dan razia brutal pejabat militer dan kelompok garis keras Muslim terhadap demonstran Kristiani.

Karena laporan palsu tersebut, TV milik pemerintah Mesir saat ini dikritik keras oleh kelompok hak asasi manusia, yang menyebutkan adanya kematian di pasukan militer selama bentrokan awal yang disebabkan oleh demonstran Koptik, lapor publikasi Mesir Bikyamasr.

Kebohongan tersebut menyatakan bahwa demonstran Koptik menyerang pasukan militer dengan senjata dan menyebabkan tiga prajurit meninggal.

Setelah laporan tersebut dirilis umat Muslim lokal berhamburan ke jalan dan menyerang demonstran. Akibatnya kekerasan semakin meluas dan kendaraan militer dilaju ke tengah-tengah demonstran, menyebabkan 26 orang tewas dan lebih dari 200 orang luka-luka. Kekerasan itu disebut sebagai kekerasan sektarian terburuk sejak jatuhnya rezim Presiden Hosni Mubarak.

Maspiro, TV pemerintah itu, juga melaporkan demonstran bersenjata dan menghasut kekerasan melawan prajurit. Laporan ini dianggap berkontribusi langsung ke kekerasan berdarah pada Minggu malam.

Para demonstran saat itu sedang berkeliling dan menyuarakan keadilan untuk Gereja Marinab di Aswan, yang diserang pada 30 September oleh penduduk Muslim yang mengklaim gereja tersebut tidak memiliki ijin untuk konstruksi sebuah kubah.

Saat demonstran mendekati gedung televisi pemerintah, tembakan senjata prajurit dimulai. Prajurit juga menyerbu sebuah kantor televisi swasta, Channel 25 dan memaksa melihat kartu identitas wartawan untuk mengidentifikasi umat Kristiani.

Menurut surat kabar Daily, prajurit menyerang beberapa wartawan, termasuk seorang wanita hamil. Televisi itu dipaksa menghentikan siaran langsung kekerasan yang saat itu sedang terjadi.

Video-video online menunjukkan kendaraan-kendaraan bersenjata menggilas orang-orang, membunuh dan melukai banyak dari mereka. Berbagai laporan saksi mata mengklaim bahwa umat Koptik "tidak bersenjata" dan bahwa tentara "tidak diprovokasi untuk menyerang."

Pada Minggu malam, Gereja Koptik di Mesir meminta umat percaya untuk berpuasa dan berdoa selama tiga hari mulai Selasa untuk berkabung bagi umat Kristiani yang tewas dalam bentrokan dengan umat Muslim dan pasukan keamanan.(Christian Post)