Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Acara Serahterima Jabatan Ketua Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Periode 2011-2015.
KUPANG (NTT) - Pada Senin (31/10/2011) lalu, Jabatan Ketua Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) tak lagi disandang Pendeta Eben Nuban Timo. Secara resmi ia menyerahkan jabatannya kepada Pendeta Bobby Litelnoni dalam acara serah terima Ketua Sinode GMIT yang dirangkai dengan pentahbisan gedung kebaktian GMIT Elim Lasiana.
Acara itu dihadiri langsung Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, Wakil Gubernur NTT, Esthon Foenay, Walikota Kupang, Daniel Adoe, Ketua Majelis Jemaat Elim Lasiana, Pendeta Ina Ngefak-Bara Pa, para anggota Majelis Sinode GMIT yang terpilih dalam Sidang Sinode GMIT XXXII di Naibonat serta ratusan warga jemaat setempat. Tampak hadir sejumlah kepala dinas/kantor/badan lingkup Pemerintah Provinsi NTT.
Para anggota Majelis Sinode GMIT Periode 2011-2015 yang mengikuti acara serah terima itu, yakni Wakil Ketua Pendeta Welmintje Kameli-Maleng, Sekretaris Pendeta Benyamin Naralulu, Wakil sekretaris Ince Ay-Touselak, Ketua Bidang Hukum Inche Sayuna, Bidang Ekonomi Sofia Malelak-de Haan, dan Bidang Politik Abraham Paul Liyanto.
Acara serah terima jabatan Majelis Sinode GMIT itu berlangsung setelah acara penthabisan gedung kebaktian GMIT Elim Lasiana. Acara serah terima juga dirangkai dengan ibadah Hari Reformasi Gereja serta HUT GMIT ke-64. Rangkaian ibadah itu dipimpin langsung Pendeta Eben Nuban Timo.
Pada acara serah terima itu, Pendeta Nuban Timo menyampaikan terima kasih kepada seluruh jemaat GMIT yang telah mendukung Majelis Sinode GMIT periode sebelumnya. Selain itu, dia juga menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh warga GMIT jika dalam masa kepemimpinan mereka, belum memberikan yang terbaik. "Kami menyampaikan terima kasih atas dukungannya selama satu periode ini dan sekaligus menyampaikan permohonan maaf jika ada tindakan yang salah," kata Eben.
Sementara itu, Ketua Sinode yang baru, Pendeta Bobby Litelnoni, dalam suara gembalanya mengatakan GMIT harus bisa merajut perbedaan-perbedaan tanpa bermaksud mempertentangkan satu dengan yang lain. Menurutnya, GMIT tidak hanya membangun komunikasi dengan mereka yang berada pada jalan yang sama dan karena itu mengusahakan bentuk layanan yang seragam.
GMIT dalam hal ini mesti menjadi keluarga dimana orang dari berbagai latarbelakang dapat berhimpun dan mengekspresikasn kehidupan iman mereka secara bertanggungjawab dan tidak mengabaikan mereka yang berada di jalan yang berbeda. "Relasi persaudaraan sebagai satu keluarga akan terus didorong sehingga GMIT menjadi keluarga ideal dimana anggota-anggota keluarga di dalam kepelbagaian mereka dapat hidup bersama dalam suasana saling menghargai satu dengan yang lain," kata Bobby.
Terkait penthabisan gedung kebaktian jemaat Elim Lasiana, Pendeta Bobby berharap tempat ibadah itu menjadi rumah Tuhan yang selalu terbuka sehingga tidak menjadi rumah yang asing bagi warga jemaat Elim, tetapi juga bagi mereka yang berkeinginan atau membutuhkan kehadiran jemaat ini di tengah-tengah masyarakat.
"Perlu saya tekankan bahwa kebanggaan kita sebagai gereja bukan terletak pada kemampuan kita untuk membangun suatu gedung tempat ibadah dengan mengorbankan banyak hal, tetapi bagaimana tempat ibadah yang dibangun dapat dimanfaatkan sebagai rumah bagi semua dan selalu membuka pintunya menjadi pintu damai sejahtera Allah," jelas Pendeta Bobby.
Sementara itu, Gubernur NTT Frans Lebu Raya sebelum menandatangani prasasti, dalam sambutannya, mengatakan rumah Tuhan yang indah dan dan megah ini mesti terus penuh saat hari Minggu atau saat beribadah. Menurutnya, kalau rumahnya megah, indah dan kokoh, maka harus membawa iman setiap jemaat menjadi kokoh kepada Tuhan.
Lebih lanjut menurutnya, peristiwa penthabisan ini bukan merupakan kebetulan belaka, tapi merupakan rencana Tuhan. "Sesuatu pembangunan harus melalui sebuah proses yang bisa berjalan cepat dan bisa berjalan lama juga adanya kerjasama yang baik di antara semua pihak," kata Gubernur.
Terkait serah terima Majelis Sinode GMIT, Gubernur percaya bahwa pengurus yang baru akan membangun daerah ini dengan baik. "Saya percaya para pengurus yang baru pasti bisa saling bekerjasama untuk memberdayakan ekonomi jemaat supaya ke depan bisa lebih maju lagi," pinta Gubernur Lebu Raya.
Dia menyatakan mendukung semua anggota Majelis Sinode GMIT untuk melaksanakan program-program yang sedang dan akan dilaksanakan. Lebu Raya juga meminta agar program-program Pemerintah Provinsi NTT juga mesti disinergikan dengan program Sinode sehingga lebih menyentuh kebutuhan warga dan jemaat. (Timor Express)
Beranda
»
Bali dan Nusa Tenggara
»
GMIT
»
ketua sinode
»
Kupang
»
ntt
»
pentahbisan
» Acara Serahterima Jabatan Ketua Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Periode 2011-2015
Saturday, 12 November 2011