Saturday 12 November 2011

Saturday, November 12, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Gereja di Indonesia Belum Bersatu Selesaikan Peliknya Masalah Papua.
JAKARTA - Gereja di Indonesia belum bersatu untuk selesaikan peliknya masalah Papua, menurut Fredyl Pigai, dosen Perjanjian Lama dan Filsafat di Sekolah Tinggi Teologi Jaffray Jakarta, yang hanya terlihat hanyalah segelintir gereja saja yang bersuara.

"Saya, secara pribadi, sampai sejauh ini belum melihat ada semacam inisiatif umat Kristen, secara khusus di indonesia untuk melihat ini sebagai persoalan bersama umat kristen." ujarnya kepada Reformata.

Ia mencontohkan dalam sidang raya PGI yang dilakukan di Jayapura beberapa waktu lalu, walau ada beberapa rumusan yang mengacu kepada permasalahan Papua ia masih melihat hali itu sebatas kata-kata, tidak sebagai aksi nyata.

"tetapi, dalam kenyataannya, saya juga belum melihat aksi-aksi konkrit PGI terhadap persoalan-persoalan yang ada di Papua" tegas Fredly.

"Saya pikir bukan ruangnya bagi umat kristen untuk berbicara tentang persoalan-persoalan slogan kemerdekaan, tetapi setidaknya, panggilan untuk menyatakan kebenaran, panggilan untuk menyatakan keadilan, itu adalah panggilan bersama umat kristen". Sebab menurutnya, solidaritas menyarakan suara kenabian sangatlah diperlukan.

"Sejauh ini saya perhatikan ada beberapa pelayan umat di Papua yang sudah berupaya mengangkat persoalan-persoalan real yang ada di Papua, baik lewat lisan mauapun tulisan, tetapi sejauh itu pula, saya belum melihat sebuah respons dari gereja-gereja di Indonesia sebagai satu kesatuan untuk menjadikan persoalan itu menjadi persoalan bersama. Saya pikir ini sebuah opini yang perlu dicerna, lalu dibahas untuk mewujudkan aksi-aksi real" tandasnya.

Menurutnya, ketika gereja yang kebanyakan berasal dari pelayan umat di Papua bersuara. Suaranya itu pada akhirnya hilang di tengah jalan. Apalagi dengan adanya penarikan-penarikan tulisan pelayan umat yang sebenarnya menggambarkan kondisi nyata umat di Papua.

"Itu kenyataan yang terjadi dan biasa terjadi. Saya pikir perlu ada kesadaran tentang panggilan bersama, panggilan pengabdian. Panggilan bersama yang musti diwujudkan dalam tindakan real, tanpa harus terpengaruh pada kekuatan yang besar".

Sebab jika Gereja di Indonesia dengan konsisten menyuarakan kenabian untuk keadilan bagi kebenaran, keadilan dan kedamaian di Papua. Komitmen zona damai yang diserukan untuk Papua beberapa waktu lalu, akan dijawab oleh gereja yang hadir sebagai satu kesatuan. (Reformata/Tim PPGI)