Thursday 10 November 2011

Thursday, November 10, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Banyak Institusi Katolik di Thailand Dihantam Banjir.
BANGKOK (THAILAND) - Banyak institusi Katolik di berbagai wilayah di Thailand yang dihantam banjir telah menghentikan berbagai kegiatan dan mengevakuasi para penghuni.

Namun beberapa diantaranya tetap melakukan sesuatu untuk membantu orang yang sangat membutuhkan bantuan.

Banjir di Thailand tengah telah menimbulkan kekacauan beberapa pekan akibat genangan air dan air kotor di ibukota Bangkok dan provinsi-propinsi sekitarnya.

Distrik Samphran Propinsi Nakhon Pathom, 30 kilometer barat Bangkok, terdapat komunitas Katolik yang besar dengan kongregasi Religius yang mengelola seminari, sekolah dan panti.

Hingga kemarin hampir setengah distrik itu tergenang banjir dan pihak berwenang telah memperingatkan seluruh area itu akan mengalami banjir dalam beberapa hari ke depan.

Pusat Sosial Camillian, yang merawat 135 jompo, telah mengevakuasi semua penghuninya.

“Debit air meningkat sangat cepat, sehingga Minggu lalu kami memindahkan para penghuni ke Rumah Sakit San Camilo di Ratchaburi, yang berjarak 40 kilometer,” kata direktur pusat itu Pastor Sante Togetto.

Sekolah Marie Umpatham, yang dikelola oleh Suster-suster Salesian telah tergenang air sekitar 60 cm, yang memaksa mereka menunda pembukaan pendaftaran untuk semester baru, demikian Suster Lab Somchan. Pemerintah telah memerintahkan sekolah-sekolah untuk ditutup hingga 22 November.

Pusat retret dan pelatihan Salesian Ban Thanpraporn ditutup dan “kami juga memindahkan para biarawati lansia ke Ratchaburi,” tambah Suster Lab.

Seminari OMI ‘di distrik itu telah mengirimkan 18 seminarisnya ke provinsi asal mereka setelah debit air naik hingga 80 sentimeter. “Hanya tiga anggota staf yang tetap tinggal dan kami telah menghentikan semua kegiatan. Kami tidak tahu kapan kami bisa mulai beroperasi lagi,” kata Pastor Preecha Niyomtham, wakil direktur lembaga itu.

Lembaga Katolik lainnya yang tidak mengalami kebanjiran telah membuka pintu mereka bagi para korban.

Pusat penitipan anak Louis Chauvet menampung para jompo setelah panti mereka mengalami kebanjiran, kata Suster Laurence, direktur Panti Pothinet.

Di tempat lain, Gereja Kenaikan Yesus Kristus Samphran saat ini dijadikan sebagai pusat bantuan dan menyediakan makanan bagi warga yang terkena banjir.

Sementara sekolah St. Yosef Umpatham menampung 60 warga, demikian Pastor Chatchawan Supaluck, kepala paroki itu.

“Jika banjir mencapai sekolah, kami berencana memindahkan warga tersebut ke lantai atas. Jika situasi memburuk, kami akan memindahkan mereka ke Ratchaburi,” tambahnya. (Ucanews/Cathnews)