Saturday 26 November 2011

Saturday, November 26, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Belasan Anggota Jemaat Agape Baptist Church (ABC) Vietnam Dianiaya Saat Beribadah. HANOI (VIETNAM) – Tekanan kepada umat Kristen di Vietnam semakin menjadi-jadi. Selain ancaman pemerintah kepada Umat Paroki Thai Ha di Dong Chiem. Ada lagi sekelompok orang yang menyerang belasan anggota Jemaat Gereja Baptis Agape / Agape Baptist Church (ABC) yang sedang mengadakan pelayanan sebuah rumah di Desa Lai Tao, Distrik My Duc.

Kelompok yang dipimpin oleh seorang pria bernama Khoan, mendatangi dan menyerang puluhan jemaat yang sedang mengadakan ibadah Minggu (13/11/2011) di rumah seorang wanita bernama Nguyen Thi Lan.

Ibadah yang dilaksanakan bersamaan dengan hari Doa Internasional untuk Gereja-gereja yang teraniaya itu terganggu dengan kedatangan kelompok Khoan yang secara tiba-tiba merusak beberapa fasilitas peribadatan seperti kursi-kursi plastik, altar ibadah, salib yang dipatahkan dan dibuang keselokan, termasuk juga mengambil beberapa bagian dari sepeda motor milik pendeta.

Selain merusak fasilitas ibadah, mereka juga melakukan penganiayaan kepada jemaat yang hadir dengan memukuli belasan orang termasuk para pelayan jemaat. Setelah puas memukuli, mereka memperingatkan dan mengancam Pendeta Nguyen Dan Chau yang memimpin jemaat itu agar berhenti mengadakan ibadah. Sebab moyang mereka menolak tanah mereka dijadikan tempat ibadah Kristen.

Usai kelompok itu pergi, beberapa jemaat yang selamat walau diliputi ketakutan membawa belasan pelayan gereja itu yang dipukuli dengan parah, baik pria maupun wanita dan beberapa anak muda ke tempat aman. Sedangkan Pendeta Nguyen Dan Chau mendapat serangan paling banyak nampak tak berdaya, sehingga ia pun pingsan beberapa kali.
Nguyen Thi Lan, wanita pemilik rumah yang diserang itu, tidak dapat berjalan dengan normal karena dipukuli beberapa kali dibagian perut dan pinggang.

Sedang belasan jemaat lainnya yang dipukuli dari wajah, tubuh, tangan dan kaki, dirawat untuk menghentikan pendarahan.
Ketua Umum Gereja Baptis Agape (ABC) yang berpusat di Ho Chi Ming City, Pendeta Nguyen Cong Thanh, setelah mendengar kabar tersebut, saat itu juga berangkat menuju ke lokasi kejadian di Vietnam Utara.

Setibanya di sana ia menyatakan bahwa mereka masih khawatir atas keamanan dan kesehatan jemaatnya saat dirawat di rumah sakit, sebab jika dokter tahu jemaat yang menjadi korban adalah akibat dari penganiayaan yang terkait agama, mereka akan menolak untuk mengobati apalagi merawat mereka.

Setelah ditolak beberapa rumah sakit terkemuka di Hanoi, mereka memutuskan untuk membawa Nguyen Thi Lan, korban terparah dari peristiwa itu ke Kota Ho Chi Minh pada 18 November 2011, demi perawatan yang layak.

Walaupun mereka tahu jika pemerintah selalu lamban bergerak dalam menyelesaikan masalah penganiayaan kepada umat beragama khususnya Kristen, sebagai pemimpin dari Gereja Baptis Agape yang memiliki anggota jemaat sekitar 2,200 orang yang beribadah di 38 kongregasi, Pendeta Nguyen Cong Thanh dengan tegas meminta umat Baptis Agape agar berdoa dan mengampuni mereka yang menganiaya, sebab menunjukkan kasih dan pengampunan lebih berharga dari balas dendam.

“Ketahuilah bahwa darah yang keluar dari tubuh kalian, sama seperti darah penderitaan Kristus” tandas pemimpin dari organisasi gereja rumah yang berdiri sejak 2007 itu. (Tim PPGI)