Saturday 26 November 2011

Saturday, November 26, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Gereja Katolik Ritus Timur Ajak Umat di Timur Tengah, Tetap Bersatu dan Adakan Gerakan Perdamaian. BEIRUT (YORDANIA) – Umat Kristen di Timur Tengah dihimbau agar tetap di negaranya masing-masing dan mengadakan gerakan pesan perdamaian. Demikian imbauan tokoh-tokoh Gereja Katolik Patriakh Timur (Ritus Timur) dalam pesannya di Sidang Jemaat Gereja-Gereja Timur dan sekitarnya ke 20, yang diadakan dari tanggal 14 hingga 17 November lalu di Bkerke, Libanon.

Dalam pertemuan yang dihadiri puluhan pemimpin dari berbagai Gereja Ritus Timur di Timur Tengah itu, para uskup dari Gereja Maronit meluncurkan serangkaian resolusi bersama dari situasi yang menggambarkan masa depan Kekristenan di Timur Tengah yang dipacu untuk maju dalam lingkup ekumenis, walau ditekan dengan berbagai penganiayaan. Selain itu mereka juga menuntut adanya aksi nyata dalam menyatukan gereja-gereja, misalnya dalam penetapan hari Paskah yang pada umat Katolik dan Orthodoks masih dirayakan pada masa yang berbeda.

Mgr. Bechara Rai dari Patriakhat Gereja Maronit di Libanon saat membacakan poin-poin resolusi bersama tersebut meminta seluruh umat Kristen di Jazirah Arab agar selalu mengundang sesama untuk bersekutu dan bersaksi di tanah kelahiran mereka. Selalu yakin dan percaya bahwa mereka adalah warga darii negerinya, dan berusaha untuk menjadi terang, garam dan ragi bagi sesama.

Kedua, memanggil seluruh gereja untuk selalu berkoordinasi dan bekerja sama antar lembaga dan pelayanan sehingga meningkatkan kualitas iman umat.

Ketiga, mengibau gereja-gereja agar sehati dan sepikiran dalam menetapkan tanggal-tanggal perayaan gerejawi antar gereja di Timur Tengah.

Keempat, selalu menekankan penghargaan terhadap sesama baik dalam bidang kemanusiaan, politik, sosial dan lintas keagamaan serta menjunjung tinggi keadilan dan hukum, juga mengutuk segala bentuk kekerasan.

Kelima, mendorong keterlibatan gereja dalam pemerintahan dan penegakkan kemanusiaan.

Keenam, menekankan komitmen tegas dari gereja yang mengedepankan komunikasi dengan masyarakat sekitar dan secara langsung menunjukkan bahwa agama yang adalah jalan kepada Tuhan merupakan jalan sejati yang membangun ikatan persaudaraan kepada siapa saja.

Ketujuh, Seruan untuk perdamaian dalam konflik Israel – Palestina, sebagai dasar bersama yang disesuaikan dengan hukum internasional, yang secara khusus meminta hak warga Palestina untuk kembali ke kampung halaman mereka dan hak dalam mendirikan negara sendiri bersama-sama dengan negara Israel, dalam batas-batas yang nyata dan aman. Sebab Tanah Suci sebagai tempat dimana kedamaian disuarakan ke seluruh dunia dan merupakan tempat lahirnya Kristus ke dunia, haruslah memiliki hak untuk mendapatkan kedamaian penuh.
Ditambahkan oleh Gereja Maronit di Mashreq, umat Kristen di Timur Tengah harus selalu bertaut dengan perkembangan masa kini dan kepentingan umum serta selalu bekerja sama dalam gerakan perdamaian menolak kekerasan.

Beberapa pemimpin gereja yang hadir dalam pertemuan Sidang Jemaat itu antara lain, Mgr Bechara Rai, dari Gereja Maronit, Kardinal Antonios Naguib dari Gereja Koptik, Gregory III dari Gereja Katolik Yunani, Ignatius Yoseph II Younan dari Gereja Katolik Syria, Uskup Agung Emmanuel III Delly dari Gereja Katolik Khaldean, Kardinal Fouad Twal dari Gereja Latin Yerusalem, Uskup John Tayrouz dari Gereja Katolik Armenia serta Presiden Dewan Gereja Cor Unum, Kardinal Robert Sarah.

Sebagai kumpulan denominasi gereja-gereja terbesar di Timur Tengah, Gereja Katolik Patriakh Timur (Gereja Ritus Timur) merupakan salah satu gereja mayoritas yang berada di Timur Tengah yang mempunyai pengaruh besar dalam perkembangan Kekristenan di Timur Tengah, selain Gereja Orthodox Yunani dan Gereja Assiria yang pengaruhnya kian memudar.

Walau berada dalam lingkup Katolik Roma, Gereja Ritus Timur memiliki independensi besar dalam menentukan bentuk pelayanan gereja mengingat wilayah ini adalah asal mula kelahiran Kekristenan. Baru-baru ini Gereja Ritus Timur mulai bergerak untuk melakukan pelayanan melalui berbagai media modern termasuk publikasi ibadah di internet dan Stasiun TV, serta kegiatan-kegiatan pembaharuan iman yang berfokus pada anak muda. (Tim PPGI)