Saturday, 19 November 2011

Saturday, November 19, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Christian Children’s Fund (CCF) NTT dan Paroki Stella Maris Atapupu Selenggarakan Pelatihan Pengolahan Ikan.
ATAMBUA (NTT) - Christian Children’s Fund (CCF) Propinsi Nusa Tenggara Timur bekerja sama dengan Paroki Stella Maris Atapupu dan pemerintah Kabupaten Belu menyelenggarakan pelatihan pengolahan ikan untuk memberdayakan para remaja putri nelayan.

Pelatihan itu akan membantu para remaja putri itu untuk membekali masa depan mereka dan bertujuan untuk menghindari mereka dari pernikahan di usia muda.

Sebanyak 20 remaja putri berusia 16-20 tahun dari paroki itu mengambil bagian dalam pelatihan itu yang berlangsung 15-16 November di desa Dualaus.

Selama dua hari itu para remaja, yang semuanya berasal dari keluarga-keluarga nelayan, belajar teknik-teknik pengolahan dan pembuatan abon ikan mulai dari perebusan hingga penggorengan dengan bumbu yang menghasilkan abon ikan.

Para instruktur berasal dari Dinas Perikanan dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Belu. Jenis ikan yang digunakan dalam pembuatan abon ikan adalah ikan tuna dan ekor kuning. Kedua jenis ikan ini merupakan potensi yang dimiliki laut Atapupu.

“Kegiatan ini merupakan pemberdayaan kaum remaja pantai dimana mau dikatakan wilayah ini rentan anak remaja yang nikah muda. Dengan kegiatan ini kita mau memberi kreatifitas agar kaum remaja mau bekerja dan memikirkan masa depan mereka bukan menikah muda,” kata Carlus Tae, koordinator CCF.

Menurut staf paroki itu, sekitar 30-40 remaja putri menikah setiap tahun karena hamil di luar nikah.

Salah seorang peserta, Natalia Irene Cardoso, mengatakan pelatihan itu sangat bermanfaat bagi kaum remaja putri agar mereka bisa memiliki bekal untuk masa depan mereka.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami dimana setelah kegiatan ini kami akan membentuk kelompok usaha agar kami bisa berkreasi dan memanfaatkan potensi yang ada diwilayah kami,” lanjutnya.

Gadis berusia 18 tahun itu menambahkan, “Banyak teman sebaya saya yang telah menikah muda, namun dalam perjalanan selanjutnya mereka selalu tidak akur bahkan ada yang bercerai.” (Ucanews/Cathnews Indonesia)