Saturday 5 November 2011

Saturday, November 05, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Gerakan Pemuda Ansor Malut dan Gereja Pantekosta Maluku (GEPAM) akan Gelar Diskusi Lintas Agama.
TERNATE (MALUT) - Meningkatnya kasus radikalisasi agama menjadi perhatian tersendiri di Maluku Utara. Gerakan Pemuda Ansor Maluku Utara dan Gereja Pantekosta Maluku (GEPAM) berencana menggelar diskusi lintas agama.

Dalam pertemuan yang digelar di rumah pastoral GEPAM Ternate kemarin, Ketua GP Ansor Maluku Utara, Salim Thaib yang didampingi sejumlah pengurus mengatakan, Ansor sebagai Badan Otonom (Banom) Nahdatul Ulama berkepentingan mengawal empat pilar kebangsaan yang saat ini mengalami degradasi, termasuk didalamnya hubungan lintas agama.

“Ini pertemuan awal kita, dan kami berharap, GEPAM dapat membuka pintu komunikasi dengan kita yang lebih intens lagi,” katanya.

Senada dengan Salim, Pdt.Rudy R mengatakan, dirinya memiliki kepentingan yang sama, bagaimana membangun komunikasi dengan umat muslim khususnya di Maluku Utara dalam mendorong perdamaian.

Dia berjanji, sebelum berkomunikasi lebih jauh dengan organisasi muslim, dia terlebih dahulu membangun kesamaan persepsi melalui pemuda-pemuda geraja dan ormas-ormas pemuda Kristen.

“Saya juga akan berkomunikasi dengan GAMKI dan elemen lainnya secara internal terkait visi bersama ini. visi besar gereja kami juga adalah bagaimana mendorong perdamaian,” ujarnya.

Sementara itu, Pdt Ruth Saia mengungkapkan, ada harapan besar GEPAM terhadap Ansor Malut. yakni, pertemuan yang digagas tersebut harus berlanjut sampai pada forum-forum resmi. Namun, untuk mencapai keinginan dimaksud, harus ada kesamaan persepsi, yakni meningkatkan kesadaran masyarakat akar rumput. Agar tidak terkesan, kepentingan perdamaian dimiliki oleh para elit.

“Kita mulai dengan konsolidasi internal dan berujung di forum resmi,” ungkapnya.

Dia mengaku, sebelum ditugaskan di Ternate, dirinya banyak mengikuti kegiatan lintas iman di daerah Jawa. Banyak program terkait dengan perdamaian, sayangnya hal tersebut belum dapat dimaksimalkan di MalukuUtara karena terkendala dengan jaringan. Bahkan dia mengaku bingung, ketika diberikan kepercayaan untuk mendorong kegiatan perdamaian di Maluku Utara.

“Dulu saya pernah berkomunikasi dengan sejumlah orang, namun hasilnya belum maksimal. Saya juga bingung karena belum punya jaringan,” tuturnya. (nu.or.id)