Wednesday 16 November 2011

Wednesday, November 16, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Ibadah Pembukaan Sidang Tahunan Majelis Sinode Gereja Masehi Injili Minahasa (GMIM) ke-24.
TONDANO (SULUT) - Ibadah pembukaan Sidang Tahunan Majelis Sinode Gereja Masehi Injili Minahasa (GMIM) ke-24 di Gedung Auditorium Jemaat GMIM Paulus Winebetan, Kecamatan Langowan Selatan, Kabupaten Minahasa dimulai pada Selasa (15/11/2011) pukul 15.20 Wita.

Selain dihadiri ribuan jemaat dari berbagai wilayah pelayanan GMIM, ibadah pembukaan ini turut dihadiri Wakil Gubernur Sulut, Djauhari Kansil, Ketua Sinode GMIM, Pdt Piet Tampi, Bupati Minahasa, Drs Stefanus Vreeke Runtu, Ketua Panitia, Brigjen Pol Benny Mamoto, dan pimpinan Sinode GMIM lainnya.

Dalam pesannya, Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Djauhari Kansil meminta semua warga GMIM mendukung berbagai kegiatan pembangunan mega proyek yang akan dilaksanakan di Sulut 2012 mendatang. Sebab GMIM adalah bagian penting dari Sulut, sehingga peran aktif semua warga organisasi gereja ini pasti bisa memberikan efek positif dalam semua program pemerintah.

"Saya berharap GMIM bisa menunjang semua kegiatan pemerintah yang semuanya bertujuan untuk menyejahterakan masyarakat," ujarnya.

Terkait pelaksanaan Sidang Tahunan Majelis Sinode GMIM, Kansil menjelaskan, kegiatan ini diharapkan bisa menjadi momentum penting dalam rangka memantapkan langkah penyusunan program pelayanan pada jemaat.

"GMIM telah menunjukkan peran konkret dalam peningkatan keimanan dan peran serta jemaat dalam menopang pemerintah. Melalui Sidang Tahunan Majelis Sinode GMIM ke‑24 saat ini perlu disusun program untuk semakin memantapkan peranan GMIM dalam kehidupan bermasyarakat di Sulut," ujarnya.

Dalam rangkaian ibadah tersebut, panitia pelaksana menghias auditorium jemaat GMIM Paulus Winebetan dengan berbagai hasil bumi Minahasa, seperti pohon pisang dan pohon jagung.

Dalam ibadah tersebut, semua nyanyian diiringi oleh musik kolintang. Yang membuat lebih menarik, pemain kolintang adalah anak‑anak berusia belasan tahun.

Kesenian asli Minahasa juga ditampilkan dalam acara tersebut. Puluhan anak tampil membawakan tarian maengket.

Prihatin kondisi Indonesia
Saat ditemui Tribun Manado, Ketua Sinode GMIM, Pdt Piet Tampi menyatakan, GMIM sangat prihatin pada kondisi warga Kristen lain di Indonesia yang sulit mengekpresikan keimanannya. Dirinya mengatakan, GMIM ikut menggumuli masalah yang kerap muncul dibeberapa wilayah di Indonesia.

Menurutnya, kondisi ini harusnya bisa diperhatikan semua pihak, karena warga Kristen di beberapa daerah tersebut tidak bisa melaksanakan ibadah dan tidak bisa mendirikan bangunan gereja padahal telah mendapat persetujuan dari pihak yang memiliki kepentingan.

"GMIM prihatin pada kejadian seperti ini. Dalam Sidang Tahunan Majelis Sinode GMIM saat ini bisa dikeluarkan sebuah rekomendasi kepada pemerintah untuk memperhatikan masalah ini," ujarnya.

Saat ditanya apa yang akan dilakukan GMIM dalam rangka menyelesaikan masalah internal seperti UKIT, Tampi menjelaskan, beberapa waktu lalu pihaknya telah melakukan pertemuan dengan warga GMIM yang duduk di birokrasi dan politik. Menurutnya, dalam pertemuan tersebut telah muncul dorongan untuk menyelesaikan permasalahan ini.

"Dari percakapan yang dilakukan saat itu, kami mendapat dorongan untuk melakukan tindakan tegas dalam menyelesaikan masalah ini. Namun langkah yang akan dilakukan tentunya harus berdasarkan pada aturan hukum yang berlaku," ujarnya.

Dalam Sidang Tahunan Majelis Sinode saat itu, Tampi mempersilahkan peserta untuk mengangkat masalah ini serta mencari jalan keluar bersama untuk menyelesaikan pergumulan itu. (Tribun Manado)