Wednesday 16 November 2011

Wednesday, November 16, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Keuskupan Agung Kupang (KAK) Dorong Gereja Lokal Bentengi Anak-Anak dari Seks Bebas.
KUPANG (NTT) - Ketua Komisi Karya Kepausan Keuskupan Agung Kupang (KKI KAK) mengatakan pencegahan seks pra nikah di kalangan remaja merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi semua pihak.

“Masalah tersebut adalah sebuah tantangan bagi semua pihak, yang ada di Nusa Tenggara Timur, karena berkaitan dengan aspek moral, pertumbuhan dan perkembangan anak-anak atau remaja,” kata Suster Maria Agnes Wathun RVM kemarin.

Biarawati itu mengomentari sebuah survei baru-baru ini tentang pengetahuan dan prilaku seksual di kalangan 500 remaja di tingkat SMA dan SMP, yang mana menunjukkan bahwa 29,5 persen dari mereka telah berhubungan sex dengan lawan jenis mereka.

“Sudah waktunya anak-anak diberi pemahaman tentang seks secara dini, sehingga mereka tidak mencari tahunya sendiri atau mendapatkan pengetahuan itu dari teman-temannya. Tidak ada lagi hal yang dibilang tabu,” tegasnya.

Ia mengatakan survei itu juga mendorong Gereja lokal untuk menanamkan nilai-nilai spiritual kepada anak-anak dan remaja.

“Guna membentengi anak-anak dan remaja dari godaan untuk melakukan hal-hal yang sejatinya masih tabu bagi mereka, diperlukan pendampingan yang intensif dan terus-menerus, dengan menggunakan metode yang disukai mereka,” jelasnya.

Ia mengatakan bahwa awal Desember, Komisi KKI KAK akan mengadakan pertemuan diantara para guru Katolik dan para formator Serikat Kepausan Anak dan Remaja Misioner (SEKAMI) untuk membahas masalah tersebut.

“Terus terang, kami sedang mencari format baru dengan pola pembinaan yang lebih mendorong kreativitas anak-anak dan remaja. Kami tahu, masalah tersebut sangat serius yang mengancam masa depan mereka,” ujarnya.

Markus Alibrandi dari Paroki St. Yosef Naikoten, Kupang, mengatakan survei itu menyoroti fakta bahwa orangtua lebih banyak mendidik orang muda tentang kesehatan reproduksi.

“Saya kira, peran orangtua di rumah lebih banyak dikedepankan dalam memberikan pemahaman atau pengetahuan tentang masalah seks kepada anak-anak. Akan lebih berbahaya jika anak-anak atau remaja mencari tahu sendiri atau mendapatkan pengetahuan salah dari teman-temannya,” katanya. (Ucanews/ cathnews Indonesia0