illustrasi jalan rusak |
“Akibat kerusakan jalan ini warga yang hendak ke gereja akhirnya harus memilih jalan alternatif. Terutama saat musim hujan,” kata Siburian. Melintasi jalan alternatif ini, ujarnya, menghabiskan waktu dua kali lebih lama.
Beberapa waktu yang lalu, pengurus gereja telah berbicara dengan Kepala Dinas PU Rupinus Simanjuntak. Namun, menurut Simanjuntak, untuk tahun ini tidak ada anggaran untuk perbaikan jalan di daerah bekas perkebunan itu.
“Kami warga jemaat, dengan kerendahan hati memohon kepada Bapak Wali Kota agar sudi kiranya memberikan perhatian untuk perbaikan jalan tersebut,” ujar Siburian.
Jalan sepanjang kurang lebih 30 meter yang menghubungkan daerah
, Kelurahan Bahkapul dengan Tozai Lama, Kelurahan Setia Negara ini memang seperti kubangan lumpur jika musim hujan.
Kerusakan yang parah jika musim hujan ini bahkan membuatnya sulit dilalui kendaraan roda dua dan roda empat. Menurut Siburian, ini disebabkan karena tidak adanya parit sebagai aliran air dari hulu. Selain gerejanya, tambah Siburian, di sepanjang jalan itu juga telah berdiri Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) dan Gereja Methodist Indonesia (GMI). (Tribun Medan)