Wednesday, 9 November 2011

Wednesday, November 09, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM) Hutumuri Promosikan Pesona Pantai Hunilai. AMBON (MALUKU) - Pantai Hunilai yang terletak di Dusun Toisapu, Negeri Hutumuri, Kecamatan Leitimur Selatan memiliki potensi yang menakjubkan yang mestinya dapat dikembangkan menjadi primadona pariwisata Kota Ambon karena keindahan alamnya dan kemudahan akses jalan menuju pantai tersebut.

Pantai Hunilai [malukueyes.com]
Menilik potensi dan pesona keindahan dan keelokan pantai Huniali tersebut, maka Jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM) Hutumuri, Sabtu (05/11/2011), menggelar sebuah sebuah acara unik bertajuk “Makan Ikan Bakar Sambil Beramal” di tepi pantai Hunilai.

Kegiatan tersebut dimaksudkan sebagai upaya penggalangan dana persidangan Jemaat GPM Hutumuri ke- 27 serta promosi wisata pantai Hunilai.

Kegiatan ini dibuka oleh Walikota Ambon, Richard Louhenapessy. Turut hadir dalam kegiatan tersebut Sekretaris Kota (Sekkot) Ambon, AG Latuheru dan jajaran Pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon serta anggota DPRD kota.

Walikota Ambon dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada panitia Persidangan Jemaat GPM Hutumuri atas kegiatan yang diadakan untuk penggalangan dana sekaligus memperkenalkan potensi wisata di Pantai Hunilai.

“Potensi wisata yang paling potensial yang dimiliki oleh Kota Ambon terletak pada pantai dan lautnya, sehingga pantai Hunilai ini seharusnya dapat dikembangkan sebagai salah satu objek pariwisata di Kota Ambon seperti pantai-pantai lainnya,” ungkap Walikota.

Dijelaskan, jika di kota-kota lain seperti di Pulau Jawa, potensi yang dikembangkan adalah jalur-jalur hijau atau taman-taman di pusat kota, namun di Ambon potensi adalah jalur putih atau pantai dan laut.

Sementara itu, Raja Hutumuri, A. Tehupeiory dalam sekapur sirihnya mengatakan, apa yang dilakukan Jemaat GPM Hutumuri tersebut dimaksudkan untuk memperkenalkan pesona pantai Hunilai yang selama ini belum terekspos luas.

Tehupeiory menjelaskan, keberadaan pantai Hunilai memiliki sejarah panjang, di mana tempat ini adalah saksi bisu penyiksaan seorang perempuan bernama Tina Matutan Souhuwat oleh penjajah Portugis karena menolak berkhianat kepada bangsanya.

“Itulah alasannya pantai ini dinamakan pantai Hunilai,yang artinya Pukul-Celup’ karena penjajah telah memukul dan menyiksa dengan cara mencelup ke laut seorang tokoh perempuan asal Negeri Hutumuri, karena menolak berkhianat,” tuturnya. (Siwalima)