Wednesday 9 November 2011

Wednesday, November 09, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Kongres VI Persekutuan Gereja-gereja Baptis di Papua (PGBP) Fokus pada Pekabaran Injil.
JAYAPURA (PAPUA) - Ditengah adanya masalah dualisme kepemimpinan dalam tubuh Persekutuan Gereja-gereja Baptis di Papua (PGBP), Kongres ke VI yang diakui oleh mayoritas gereja Baptis pun dilaksanakan pada tanggal 24 hingga 28 Oktober 2011 di BLK Pasir Dua, Jayapura.

Kongres yang di buka di Auditorium Universitas Cenderawasih, dihadiri oleh ribuan umat dengan rincian: 600 lebih merupakan peserta dari wakil-wakil 292 Gereja Baptis di Papua, dua puluhan orang berasal dari tamu undangan antara lain orang-orang tua, mahasiswa, gereja-gereja mitra dan perwakilan pemerintahan serta warga jemaat Baptis di sekitar Jayapura.

Disampaikan oleh ketua Umum terpilih Badan Pelayan PGBP periode 2011-2015, Pdt Pdt Perinus Kogoya, pihaknya menyelenggarakan Kongres VI Gereja Babtis Papua secara sah. Sebab kongres tersebut dihadiri dan dibuka resmi oleh Direktur Urusan Agama Kristen, Edison Pasaribu, mewakili Dirjen Bimas Kristen Kementrian Agama RI serta Asisten II Provinsi Papua mewakili Pemerintah.

"Gereja Baptis di Papua hanya satu, SK dari Kementrian Agama hanya Satu, ADRT juga hanya satu, sehingga saya hadir karena gereja ini sah" ujar Pdt Perinus mengutip kata sambutan pembuka kongres yang diucapkan Direktur Urusan Agama Kristen, Kemenag kepada Tim PPGI di Kantor Pusat BP-PGBP, Entrop, Selasa (08/11/2011).

Menurutnya, tujuan pelaksanaan kongres tersebut adalah mengevaluasi pelayanan selama tahun 2007-2011, pembahasan program kerja 2011-2015 dan pengesahan 12 gereja baru yang berada di daerah pegunungan, dan inti dari kongres adalah memperkuat dan menggencarkan pencarian jiwa-jiwa yang belum dijangkau dengan Injil pada pelayanan periode berikutnya.

"Sama seperti visi dan misi Yesus, yang melayani umat tanpa pandang perbedaan, Gereja baptis di Papua bertugas menjangkau suku-suku yang belum dijangkau Injil, beberapa suku seperti di Fedeimo, Waropen dan Batom, Pegunungan Bintang" ujarnya. "Sebab, pelayanan di tempat itu tidak hanya pemberitaan Injil tetapi juga dengan pembuatan lapangan, rumah sakit dan gedung sekolah" lanjutnya.

Sedangkan di kota-kota, PGBP akan melaksanakan seminar-seminar pelayanan bagi warga gereja. Serta peningkatan kualitas pengajar di STT Baptis Kotaraja, yang sebagai dapur rohani warga Baptis yang sangat penting dalam pelaksanaan visi gereja Baptis kedepan.

Kongres VI PGBP berakhir pada Sabtu (29/10/2011), ditandai dengan pelaksanaan ibadah syukuran pelantikan Bupati Lanny Jaya Beva Jigibalom SE, M.Si, Wakil Bupati Berthus Kogoya, S.H. dan Menteri Lingkungan Hidup Prof. Dr. Berd Kambuaya, M.BA serta peringatan masuknya Injil di Tiom, Lanny jaya juga dilakukan di Auditorium Uncen, Jayapura,

Disinggung terkait dualisme kepemimpinan dalam PGBP, Pdt Perinus berujar, umat sendiri yang akan menilainya, walaupun ada beberapa yang membatasi diri dengan melihat perbedaan, Ia yakin warna dari pelayan kepada Tuhan yang akan menentukan, sebab bersama sekretaris umum, Marthin Kogoya dan Pieter Kalle sebagai bendahara umum, mereka akan tetap berfokus hanya pada pelayanan gereja.

Kepada hamba Tuhan yang berseberangan dengannya ia mengharapkan untuk kembali bersama-sama melayani. "Pendeta sebagai seorang hamba Tuhan , harus tetap dirangkul dan dilakukan pendekatan dengan melihat warna pelayanan, dan kunci dari warna pelayanan dalam gereja Baptis adalah saling melayani dan memperhatikan" tandasnya. (Tim PPGI)