Friday 11 November 2011

Friday, November 11, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Pemerintah Pusat Tidak Libatkan Gereja-gereja dalam Penyelesaian Konflik Papua. JAKARTA - Sangat disayangkan, pemerintah pusat yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono seakan tidak ingin melibatkan gereja-gereja di Indonesia dan Papua pada khususnya dalam menyelesaikan berbagai konflik di Papua.

Peran gereja di Papua
Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Pdt Gomar Gultom kepada KBR68H mengatakan seharusnya pemerintah dapat mengakomodasi gereja dalam memyelesaikan masalah Papua.  Sebab selama ini gereja di Papua telah berperan besar dalam mencoba menyelesaikan konflik melalui Majelis Rakyat Papua (MRP).

"Peran gereja sudah diakomodasi dengan adanya perwakilan tokoh agama di MRP. Tapi kita mengetahui bagaimana pemerintah mengangkangi Undang-undang Otonomi Khusus ini" ujarnya

Namun menurutnya pemerintah pusat telah memandulkan peran MRP tersebut.

"Ini karena pelemahan terhadap MRP sehingga tidak mampu mengeluarkan perdasus sampai sekarang terhadap pemilihan gubernur." tambah Pdt Gultom.

Bahkan masukkan dari gereja baik dari PGI melalui surat kenabian maupun dari Sekretariat Keadilan dan Perdamaian (SKP) beberapa Keuskupan di Papua yang dikirim berkali-kali kepada pemerintah pusat, tidak pernah gubris.

"Kita senang disebut gereja berperan, tapi pada kenyataanya tidak semudah itu. Suara PGI saja tidak didengar. Surat PGI sampai sekarang tidak mendapatkan respons." keluhnya

Sangat disayangkan, kekerasan di Papua dari waktu ke waktu semakin meningkat, dalam tahun ini saja ratusan kasus kekerasan telah terjadi, sejak pembubaran paksa Kongres Rakyat Papua III di Abepura, pemogokan pekerja P.T. Freeport di Timika hingga penembakan dan pembunuhan misterius di beberapa wilayah di Papua.

Dengan berjuta alasan pemerintah pusat hanya sanggup mengeluarkan imbauan-imbauan yang tidak menyentuh inti permasalahan masyarakat Papua dengan terus menempeli cap separatis, kebodohan dan ketidak mampuan masyarakat papua dalam mengelolaan berbagai hal. (KBR68H/Tim PPGI)