Tuesday, 8 November 2011

Tuesday, November 08, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) : Pasca Kongres Rakyat Papua III, Kekerasan Meningkat.
Jeirry Sumampow (kiri) dan Pdt Gomar Gultom (kanan)
saat jumpa pers di Salemba , Senin (7/11) [rakyat merdeka]
JAKARTA - Kekerasan pascakongres rakyat Papua III oleh aparat keamanan meningkat. Sebanyak 20 warga Papua menjadi korban kekerasan anggota TNI dan Polri dengan alasan terlibat dalam Kongres yang terus terjadi, disayangkan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI).

Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI)Pdt Gomar Gultom, MTh kepada wartawan, pada Selasa (08/11/2011) mengungkapkan "Itu terjadi hingga 2 November kemarin. Apa yang dilakukan aparat masih dalam rangka yang sama".

Lagi-lagi PGI mengeluarkan pernyataan yang menyayangkan tindakan aparat keamanan terhadap masyarakat Papua. Pasalnya, belum lagi usai kepedihan masyarakat Papua dalam kekerasan ketika Kongres dilaksanakan, kekerasan-kekerasan lainnya seolah-olah saling susul-menyusul.

Menurut Pdt Gomar, kekerasan yang dilakukan aparat keamanan ketika Kongres digelar, sejumlah masyarakat terluka dan beberapa di antaranya ditembak mati.

"Padahal mereka tidak melakukan kekerasan? Lalu, kenapa mesti dilakukan tindakan represif?" tanya Pdt Gomar.

Ia menambahkan, hingga kini ada enam orang yang masih ditahan polisi yang diduga sebagai aktor pelaku makar. Keenamnya mengalami kekerasan dalam tahanan. "Kami akan terus melakukan apa saja yang bisa kami lakukan. termasuk mempublikasikan semua temuan kami," kata Gomar.

Sebelumnya bersama Sekretaris Eksekutif Bidang Diakonia PGI Jeirry Sumampow, Pdt Gomar mengadakan jumpa pers menanggapi konflik Papua di Gedung PGI, Salemba, Jakarta Pusat, Senin (07/11/2011).

Untuk kesekian kalinya,
secara tegas PGI menyerukan semua pihak untuk menghentikan kekerasan di Papua dan kepada pemerintah pusat untuk segera mengagendakan dialog Jakarta-Papua. (Tim PPGI)