Monday, 12 December 2011

Monday, December 12, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Bupati Supiori Bantu Pembangunan Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua Jemaat Yamaiyens Wapur.
SUPIORI (PAPUA) - Setelah hampir delapan tahun pekerjaan pembanguannya terhenti karena terkendala dana, maka Jumat (09/12/2011) pekan kemarin, 300-an warga dari Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua Jemaat Yamaiyens Wapur, Distrik Supiori Barat bisa tersenyum lega sekaligus memanjatkan puji syukur kehadiran Tuhan karena gedung gereja baru mereka dapat dilakukan tutup atap.

“Terimakasih, karena di hari ini kita bisa sama-sama menyaksikan penutupan atap gereja, ini semua karena kemurahan Tuhan, hampir delapan tahun pekerjaannya tidak dapat diteruskan karena dana, tapi hanya dalam tiga bulan sudah bisa mulai terselesaikan,” sebut Pdt. Welly Kormasella, S.Th., dalam khobatnya pada ibadah tutup atap gedung gereja GKI Yamaiyens Wapur.

Ya, pembangunan gedung gereja baru GKI Yamaiyens Wapur yang dimulai sejak 22 Juni 2004 lalu tiba-tiba terhenti pekerjaannya pada tahun 2008 lalu, karena panitia pembangunan terkendala dana.

Walaupun usaha-usaha panitia dengan cara mengumpulkan dana lewat berbagai kegiatan gereja, sudah dilakukan namun pendapatan jemaat yang rata-rata nelayan itu belum juga mampu menopang keuangan jemaat untuk meneruskan pekerjaan pembangunan. Akhirnya bangunan gedung gereja yang sudah berbentuk itu tidak diteruskan dan ditinggal begitu saja.

Pembangunan baru dapat diteruskan ketika, jemaat pada bulan oktober 2011 lalu membentuk sekaligus memilih pantia pembangunan yang baru. Dalam pemilihan tersebut, Bupati Supiori, Fredrik Menufandu terpilih sebagai ketua panitia.

“saya berharap, kalau bisa selesai sebelum natal, sehingga jemaat bisa pakai untuk rayakan natal, tapi ini rencana kita manusia, biar kita serahkan pada Tuhan dan Tuhan saja yang berpekara dalam proses pembangunan gereja ini,” ungkap Bupati Fred yang juga Ketua Panitia Pembangunan Gedung Gereja baru, saat akan menyerahan atap gereja kepada kepala tukang.

Fred yang juga kuasa hukum Sinode GKI di Tanah Papua ini mengatakan, pembangunan gedung gereja yang saat ini dilakukan oleh jemaat serta kepercayaan jemaat kepadanya sebagai ketua panitia pembangunan merupakan wujud dari berkat dan perhatian Tuhan kepada umat ciptanNya.

“kita semua ini hanya manusia biasa, tidak ada yang istimewa dan tidak ada yang lebih besar dari yang lain, kalau hari ini kita bisa angkat atap gereja itu bukan karena saya, tapi karena kuasa Tuhan, mari kita bersyukur kepada Nya” ajak Fred.
Sementara itu, Pdt. Welly Kormasella, S.Th., dalam pembacaan Firman Tuhan dari kitab perjanjian baru, Yesaya pasal 66 ayat 1-6 tentang Allah memberikan perhatian kepada orang-orang yang rendah hati. Ia mengingatkan anak-anak Tuhan agar senantiasa menyadarkan diri pada Tuhan.

“Jangan seseorang memegahkan diri dihadapan Tuhan. Tuhan memilih kita untuk memegahkan hatinya melalui pekerjaannya,” ingatnya.

Sementara itu, salah warga jemaat yang ditemui media ini, Ance Mansoben (62), mengaku terharu dengan pembangunan gedung gereja baru yang nyaris selesai pembangunannya.

“pertama kami mengucap syukur kepada Tuhan karena gedung ini sebentar lagi bisa kami gunakan, kami juga sampaikan terimakasih untuk Bupati karena sudah bantu dan sudah luangkan waktu, hampir tiap minggu bapak ke sini untuk cek pembangunan, ini luar biasa, terimakasih,” tandasnya. (Bintang Papua)