Monday 5 December 2011

Monday, December 05, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Gereja Katolik di Pakistan Kecam Serangan NATO di Perbatasan Pakistan-Afghanistan.
KARACHI (PAKISTAN) - Gereja Katolik telah mengadakan sebuah aksi protes mengecam serangan NATO yang menewaskan 24 tentara Pakistan bulan lalu.

Sambil mengusung spanduk-spanduk dan bendera nasional, lebih dari 50 pengunjuk rasa dari sejumlah lembaga Katolik, termasuk dua imam dan 10 religius, meneriakkan slogan-slogan, berdoa dan menyalakan lilin untuk “para martir yang setia itu.”

Aksi itu diadakan di Press Club di Karachi pada 2 Desember, yang diselenggarakan oleh Komisi Keadilan dan Perdamaian (NCJP) dari Konferensi Waligereja Pakistan.

Lebih dari 50 demonstran mengungkapkan kemarahan, yang menurut mereka mereka adalah sebuah serangan terhadap kedaulatan negara dan menuntut keadilan bagi keluarga korban.

Helikopter NATO menyerang dua pos perbatasan Pakistan dan Afghanistan pada 26 November, menewaskan 24 tentara.

Serangan itu mendorong Pakistan menarik diri dari perundingan pekan ini di Bonn, Jerman, untuk membahas masa depan tetangganya Afghanistan dan mendesak Amerika Serikat meninggalkan pangkalan udara jarak jauh yang digunakan untuk menerbangkan pesawat tanpa awak.

“Ini adalah saatnya menarik kembali pangkalan udara tentara asing. Pemerintah harus menekan investigasi transparan atas serangan NATO,” kata pernyataan NCJP.

“Kami mendukung tentara kami. Kami akan mengorbankan segalanya untuk tanah air kami dan tidak akan tinggal diam”, kata Pastor Thomas Gulfam sekretaris jenderal Heralds of Peace, sebuah kelompok antaragama.

Pastor Abid Habib, ketua Konferensi Pemimpin Superior Tinggi Pakistan, mengatakan ongkos nyawa warga sipil akibat perang melawan Taliban tidak dapat dibayar.

“Perang melawan teror telah menewaskan lebih dari 30.000 warga sipil dan banyak konflik terjadi itu bukan milik kita,” katanya. (Ucanews/Cathnews Indonesia)