Saturday, 31 December 2011

Saturday, December 31, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Kabar Penangkapan Tiga Teroris Perencana Bom Malam Natal di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Semarang Hanya Isu Belaka.
SEMARANG (JATENG) - Tim Detasemen Khusus Antiteror 88 Mabes Polri menangkap tiga orang yang diduga teroris di Pasar Mangkang Semarang, Jawa Tengah, Kamis (29/12/2011) sekitar pukul 23.00 WIB.

Mereka adalah Rifqi Azizi alias Abdul Ghofur yang diduga sebagai calon pelaku bom bunuh diri di malam Natal lalu dan dua orang yang belum diketahui identitasnya yang dicurigai sebagai perakit bom dan pencuci otak, demikian informasi yang dihimpun ANTARA di Semarang, Jumat.

Rifqi Azizi diketahui sebagai salah seorang pelajar sekolah menengah kejuruan di daerah Mangkang, Semarang, dan tinggal bersama dua terduga teroris lainnya yang menyamar sebagai pedagang di Pasar Mangkang.

Ketiga terduga teroris yang ditangkap tersebut berencana melakukan aksi bom bunuh diri di Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Semarang pada perayaan malam Natal, namun dibatalkan karena penjagaan aparat kepolisian pada saat itu cukup ketat.

Para terduga teroris tersebut kemudian mengubah rencana dan merencanakan peledakan bom pada perayaan malam tahun baru.

Para terduga teroris yang ditangkap diduga terkait dengan kelompok teroris yang meledakkan bom di Masjid Ad Dzikra di Mapolresta Cirebon dan Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton Solo beberapa waktu lalu.

Saat dikonfirmasi terkait penangkapan tiga terduga teroris tersebut, Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Jawa Tengah Kombes Bambang Rudi Pratiknyo kepada Antara membenarkan penangkapan itu.

"Memang benar ada penangkapan terduga teroris yang saat ini telah dibawa ke Jakarta dan dalam penanganan Mabes Polri," katanya singkat.

Isu belaka
Namun, kabar penangkapan tersebut kemudian disangkali Bambang Rudi dengan menyatakan kalau kabar tersebut adalah sekedar isu belaka.

"Memang ada info seperti itu. Saya sendiri tidak mengetahui bahwa Densus 88 beroperasi di sini. Mereka tidak akan melapor kalau ada kegiatan di Semarang," terang Bambang Rudi.

Dia beralasan berita itu mungkin hanya upaya penyesatan untuk menyembunyikan kegiatan sebenarnya.

"Anggota intel kami sudah mengecek isu itu, ternyata tidak benar," tegasnya.

Namun, pada akhir pembicaraan Bambang Rudi mengakui telah memperoleh informasi adanya pergerakan terorisme ke Semarang.

"Kami sudah mengantisipasi dengan memperketat pengawasan di sekitar gereja dan area publik lain. Masyarakat tetap tenang, tapi jangan menghilangkan kewaspadaan," imbuhnya.

Dari data Polda Jateng, di Semarang terdapat 159 gereja Protestan dan 24 gereja Katolik. Sebanyak 18 gereja dinyatakan rawan karena memiliki jemaat lebih dari 1.000 orang. (Antara/TimPPGI)