Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Dukung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Gagas Kongres Para Tokoh Lintas Agama Sedunia.
JAKARTA - Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) sangat mendukung gagasan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengagas kongres para tokoh lintas agama sedunia, yang diagendakan tahun depan.
“KWI sangat mendukung gagasan ini karena tujuannya untuk membangun kerukunan antaragama,” kata Romo Antonius Benny Susetyo, sekretaris eksekutif Komisi Hubungan dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia kepada cathnewsindonesia.com hari ini.
Wacana kegiatan tersebut merupakan salah satu kesimpulan dari pertemuan tokoh lintas agama, yang diprakarsai PBNU pada 12 Desember di Gedung PBNU, yang dihadiri oleh tujuh organisasi keagamaan di Indonesia termasuk Konferensi Waligereja (KWI), yang dihadiri oleh Uskup Agung Johannes Maria Pujasumarta, sekjen KWI.
Forum pertemuan tokoh agama sedunia diagendakan akan digelar tahun 2012 mendatang.
“PBNU yang mengusulkan agenda itu dan disambut positif oleh para tokoh lintas agama,” kata Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siroj di Jakarta, Rabu(14/12), seperti dilansir situs pbnu.or.id hari ini.
Menurutnya, sambutan positif tokoh lintas agama juga ditunjukkan melalui kesanggupan mereka segera merealisasikan terlaksanakanya kegiatan tersebut.
Kongres agama sedunia, masih kata Kiai Said, nantinya akan menjadi wadah pembahasan bersama berbagai macam permasalahan yang dihadapi manusia, apapun agama yang dianutnya. Salah satunya menyikapi krisis keamanan di Timur Tengah yang saat ini terus memanas.
“Kita akan cari solusi bersama-sama, membantu bagaimana permasalahan di Timur Tengah bisa teratasi. Kita juga akan cari solusi agar apa yang terjadi di Timur Tengah tidak merembet ke kawasan lain di belahan dunia ini,” jelas Kiai Said.
Tidak sebatas permasalahan keamanan, kongres agama sedunia nantinya juga diagendakan untuk mencari pemecahan persoalan lainnya, meliputi ekonomi, sosial dan budaya. Salah satunya yang ditekankan adalah soal intoleransi yang masih sangat banyak ditemukan. Agama apapun, tegas Kiai Said, tidak akan membenarkan terjadinya kekerasan dalam bingkai keagamaan.
“Tokohnya kita kumpulkan, kita cari solusi besama-sama. Kalau di tingkat elitnya sudah ada pemecahan, sudah ditemukan solusi berbagai macam persoalannya, penjelasan ke umat akan bisa dengan mudah dilakukan,” tuntas Kiai Said.