Friday 2 December 2011

Friday, December 02, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Pemuda Sinode GMIM Minta Agama Jangan Dibenturkan Dengan Negara.
MANADO (GMIM) - Ketua Pemuda Sinode GMIM Pnt Billy Lombok SH , mengatakan bahwa agama jangan dibenturkan dengan negara. Sebab agama merupakan domain pribadi dan fundamental bagi individu yang dijamin oleh undang-undang.

“Hal inilah yang menjadi bagian dari perenungan independen masing-masing peserta. Sehingga perlu terus diperjuangkan oleh pemuda lintas agama maupun Pemuda Sinode GMIM,” ungkap Lombok yang tengah mengikuti forum pertemuan Interfaith Youth Workshop yang dilaksanakan di kantor Sinode GPIB Jakarta Pusat sejak 28 November hingga 02 Desember 2011.

Ia didampingi Frangky Tampubolon, Sekretaris Departemen Pemuda dan Remaja-Dewan Gereja-gereja di Indonesia (Depera-PGI).

Ia mengatakan, secara faktual realitas politik terlalu banyak bermain dalam domain agama. Bahkan agama itu terlalu melekat dengan kekuasaan.

“Yang kami khawatirkan ialah praktik agama ketika dekat dengan kekuasaan, maka frekuensi pendekatan kekerasan akan terus saja terjadi. Sebab kelompok agama akan memaksakan kehendaknya, karena mereka sedang berkuasa. Padahal hakekat agama tidak seperti itu, agama dan demokrasi merupakan suatu bagian historis Indonesia,” tegas Lombok yang merupakan utusan Pemuda Sinode GMIM.

Sementara itu, dalam dialog lintas agama yang digagas PGI yang turut dihadiri para pimpinan pemuda lintas agama di Indonesia tersebut, juga menyoroti implementasi kerangka hukum Indonesia. Antara lain yang meliputi pelanggaran HAM yang terjadi banyak, yang diketahui banyak yang tidak tuntas, ataupun di cegah untuk terjadi.

“Kenyataan yang sangat tidak adil, polisi misalnya dalam menyikapi persoalan Ahmadiyah dan GKI Yasmin. Justru polisi banyak berdalih mereka lebih banyak dari kita. Ini sangat tidak logis untuk suatu negara yang demokrasi kemudian membiarkan situasi ini terjadi,” ujar Elga Sarapung yang merupakan pembicara dalam kegiatan ini, seperti dikutip Lombok.

Dalam forum diskusi pemuda lintas agama ini pun secara tegas dan jelas mengkritisi bahwa agama banyak dipakai oleh kepentingan politik sesaat. Sehingga hal ini menjadi perenungan setiap peserta untuk diperjuangkan.

“Hakikat agama ialah menyampaikan berita iman bagi tiap umat yang memeluknya, bukan bermain pada suatu ranah politik, itu bukan domain politik walaupun politik memberi peran dalam kehidupan berbangsa,” tandasnya.

Dalam kesempatan ini, Pemuda GMIM juga mendesak penyelesaian GKI Yasmin lewat pertemuan nasional. “Ini adalah mandat gereja, panggilan bersama, tidak ada tempat bagi fundalisme sempit di NKRI ini,” ujar Lombok. (Inilah)