BIAK (PAPUA) - Badan Pekerja (BP) Am Sinode Gereja Kristen Injili (GKI) Tanah Papua, dalam memaknai masa-masa raya Adven atau masa-masa penantian, warga Kristen diimbau untuk tidak melakukan ibadah perayaan Natal. Para pendeta / pelayan GKI, Guru Jemaat, Guru Injil dan Mejelis jemaat diminta untuk melakukan pendisiplinan selama masa-masa penantian ini, dan tidak diperbolehkan melakukan ibadah perayaan Natal. Sebab masa-masa adven atau dalam masa penantian ini warga Kristen hanya bisa mempersiapkan diri untuk menyambut kelahiran Tuhan Yesus.
Ketua BP Am Sinode GKI Di Tanah Papua, Pdt.Alberth Yoku, S.Th mengatakan, masa penantian merupakan masa dimana semua orang Kristen mempersiapkan diri untuk menyambut kelahiran Tuhan Yesus. Bukan masa perayaan sudah lahirnya Tuhan Yesus Kristus. Oleh karena itu, kata Yoku, semua bentuk kegiatan yang sifatnya ibadah Natal, tidak benar jika dilaksanakan dalam masa pelaksanaan minggu-minggu adven.
”Masa adven merupakan waktu untuk kita lakukan perkunjungan rumah, kita lakukan persiapan hati yang disebut dengan masa penggembalaan bagi warga gereja,” kata Alberth Yoku kepada Bintang Papua di Biak, akhir pekan lalu.
Jika ada sejumlah instansi pemerintah maupun swasta, serta ikatan atau paguyuban mapun sekolah, dll yang melakukan ibadah perayaan Natal dalam masa adven, janganlah disebut sebagai ibadah Natal tetapi ibadah syukur atas pekerjaannya selama satu tahun berjalan. “Sebab kata-kata ibadah Natal itu hanya dapat dilakukan sesudah tanggal 24 Desember saat merayakan malam kudus, besoknya kita merayakan Natal memperingati Tuhan Yesus sudah lahir,” jelasnya.
Terkait sanksi, kata ketua Sinode GKI ini, tidak ada sanksi apapun. Namun dalam Alkitab telah ditegaskan bahwa masa-masa adven merupakan masa nubuatan dimana dalam masa ini, para nabi berbicara tentang akan lahir Yesus Kristus. Sedangkan khusus untuk masa Natal, ada bagian Alkitab yang dipakai untuk dikhotbahkan bahwa Yasus sudah lahir. (Bintang papua)
