Saturday 24 December 2011

Saturday, December 24, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Umat Kristen di Jawa Timur Rayakan Natal di Gereja Puh Sarang.
KEDIRI (JATIM) - Bagi umat Kristen yang ingin merayakan natal dan tahun baru, Gereja Puhsarang bisa menjadi tempat jujugan yang Anda inginkan. Selain bisa beribadah, di tempat ini juga menjadi lokasi wisata yang mengasyikkan.

Tempat wisata religi di Gereja Puh Sarang terletak 5 Km di sebelah barat Kota Kediri, tepatnya di Desa Puhsarang Kecamatan Semen, selalu dipadati pengunjung. Apalagi tempatnya indah dan berhawa sejuk di kaki Gunung Wilis.

Gereja Puh Sarang merupakan peninggalan Keuskupan Surabaya yang didirikan tahun 1936 dengan perancang Henricus Maclain Pont dan pastur Henricus Wolters warga negara Belanda.

Struktur bangunan gereja ini memiliki bentuk unik, mirip perahu seperti bentuk rumah yang biasa ditemui di Batak Toba. Dengan atap bangunan induk gereja berbentuk seperti kubah, tembok bangunan disusun dari batu kali menjadi ciri khas tersendiri.

Gereja Puh Sarang terletak di lereng Gunung Wilis direnovasi 4 kali tanpa mengubah bentuk aslinya. Uniknya, hingga saat ini dalam menjalankan ibadahnya umat katolik di Gereja Puhsarang tetap menjaga tradisi dengan menggunakan bahasa Jawa.

Di kawasan gereja tertua di Jawa ini, terdapat Gua Maria Lourders sebagai
tempat berdoa. Di sampingnya Goa Maria juga terdapat 7 mata air suci yang mengalir sepanjang tahun.

Di tempat ibadah ini juga ada air suci yang diyakini oleh umat yang datang sebagai air ajaib yang bisa menyembuhkan berbagai penyakit dan untuk keselamatan.

"Di sini ada air suci yang kami yakini berkasiat memberikan kesehatan," ungkap Agustinus yang mengaku warga Surabaya kepada detiksurabaya.com, Sabtu (24/12/11).

Selain itu, Gereja Puhsarang juga memiliki jalan salib mirip menceritakan perjalanan Jesus Kristus, mulai dari di salib oleh raja Roma hingga akhirnya diangkat ke langit oleh Tuhan. Sehingga Gereja Puhsarang menjadi tempat pilihan berdoa selain di Gereja Puh Sarang dan Goa Maria.

"Biasanya umat kristiani dan Katolik berdoa di tiap stasi perjalanan hidup Jesus sambil menyalakan lilin sebagai tanda Jesus Kristus juru selamat dan penerang," kata Lina warga jogjakarta yang berkunjung bersama keluarga. (Detik)