Friday, 2 December 2011

Friday, December 02, 2011
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Uskup Agung Jakarta : Politik Hanya Sarana, Bukan Tujuan Perjuangan.
JAKARTA - Uskup Agung Jakarta Mgr Ignasius Suharyo menegaskan, berpolitik itu merupakan sesuatu yang mulia dan dipersembahkan untuk kepentingan orang banyak. IJ Kasimo yang sudah ditetapkan sebagai pahlawan nasional memang berasal dari kalangan Katolik, namun perjuangan politiknya memperjuangkan kepentingan masyarakat yang didasari oleh nilai untuk kesejahteraan rakyat, bukan kepentingan politik praktis, golongan, apalagi individu.

Hal itu ditegaskan Mgr Ignasius Suharyo dalam homili perayaan misa syukur di Gereja Katedral Maria Diangkat ke Surga Jakarta, Kamis (01/12/2011) malam. Pada perayaan itu dia didampingi Uskup Agung Semarang Mgr Johannes Pujasumarta dan Uskup Bogor Mgr Micahel C Angkur, OFM, serta diiringi para imam.

Menurut Mgr Suharyo, Keterlibatan Kasimo dalam perjuangan identik dengan pengorbanan, baik harta benda maupun jwa raga. Nilai pengorbanan dalam berpolitik, harus menjadi panggilan dan diwariskan kepada bangsa Indonesia.

”Kasimo terlibat dalam partai politik. Politik yang digunakan sebagai sarana perjuangan bukan tujuan. Keterlibatan dalam pergerakan kemerdekaan dan partai politik itu identik dengan pengorbanan harta benda dan jiwa raga. Sebuah nilai pengorbanan yang harus menjadi panggilan dalam berpolitik yang jauh dari pamrih pribadi. Nilai pengorbanan itu juga perlu diwariskan. Berbeda dengan saat ini cara-cara berpolitik yang jauh dari nilai-nilai pengorbanan,” ungkapnya.

Kasimo telah menunjukkan politik dengan prinsip dan menolak politik opportunisme, meskipun dengan risiko bagi kepentingan pribadi dan golongan. Semua itu menujukkan suatu kesadaran yang tinggi akan prioritas dalam politik. Dengan prinsip itu, para pemimpin bangsa dan masyarakat akan menemukan pedoman dan arah dalam membangun Indonesia yang merdeka dan sejahtera. Itulah yang dinamakan politik yang bermartabat.

Senada dengan itu, Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Antonio Guido Filipazzi menuturkan penganugerahan gelar pahlawan nasional pada IJ Kasimo, harus menjadi momentum untuk membangkitkan kembali nilai-nilai pengorbanan dan bermurah hati.

Dengan motto perjuangannya salus populi suprema lex yang berarti kesadaran umum diatas segala-galanya. Sikapnya senantiasa menyatakan yang benar dan mengambil keputusan praktis berdasarkan minus malum.

”Sosok Kasimo mengingatkan masyarakat Indonesia seutuhnya, bahwa kaum katolik adalah warga negara Indonesia sepenuhnya yang membangun sipil. Ini merupakan pernyataan syukur kita umat katolik Indonesia. Bahwasannya Kasimo mendapat amanat dari Tuhan Allah untuk mengabdi kepada Indonesia, dengan nilai-nilai yang beliau hayati. Untuk itu hak-hak katolik harus dihormati sepenuhnya,” tegas dia dalam pidatonya. (Suara Pembaruan)