Sunday 29 January 2012

Sunday, January 29, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Dua Orang Kristen Koptik Dibunuh Karena Tidak Membayar Pajak Perlindungan Islam (Jizya). KAIRO (MESIR) - Bukannya mengalami kebahagiaan dengan perubahan yang dialami negaranya, Umat Kristen di Mesir kian menderita dengan semakin banyaknya aksi intoleransi oleh muslim fundamental, termasuk kelompok bandit muslim yang menganggap wajar untuk memeras umat Kristen yang dianggap warga kelas bawah (dhimmi) sebab hal ini merupakan hal yang dianggap halal oleh mereka.

Seperti dilaporkan AsiaNews pada 27 Januari 2012, dua orang Koptik, ayah dan anak, dibunuh di Bahgourah, sebuah pinggiran kota Nag Hammadi di Bagian Hulu Mesir.
Moawad Asaad dan anaknya ditembak oleh bandit muslim yang 'menguasai wilayah tersebut', karena menolak membayar pajak perlindungan kepada mereka.

Kamis (26/01/2012) sore hari, beberapa menit sebelum penembakan, pemimpin bandit Islam di Bahgourah, Ahmed Saber mendatangi rumah Asaad yang memiliki usaha kontraktor dengan menyatakan harus memberikan uang dengan nilai besar sebagai jaminan keamanan dan kelancaran usahanya, menurut aturan Islam.

Mengetahui dirinya akan diculik, Asaad menolak masuk kedalam mobil milik Saber, beberapa detik kemudian empat orang bandit sembari memegang senjata serbu menghamburkan puluhan peluru menuju Asaad dan anaknya, mereka berdua meninggal seketika.

Kematian mereka menyontakkan warga sekitar yang kemudian melakukan protes kepada pemerintah Nag Hammadi, meminta pemerintah dapat melindungi komunitas Kristen Koptik yang semakin terancam dengan aksi pemerasan dan kekerasan berlatar agama ini.
Aksi protes yang berlanjut dengan aksi menduduki markas kantor polisi di Nag Hammadi ini dipenuhi sekitar empat ratus orang yang menyerukan akan melanjutkan protes mereka hingga Ahmed Saber dan kawanannya ditangkap.

Uskup Koptik di nag Hammadi, Kyrollos mengatakan sejak tahun lalu, Ahmed Saber yang dikenali polisi ini, mendapatkan uang dari hasil ancamannya kepada komunitas Koptik dan penculikan anak-anak Kristen.

"Polisi telah menerima sejumlah komplain tentang kejahatan ini,. Saya tidak tahu mengapa mereka belum menangkap mereka. Saya pikir polisi dan kelompok muslim-lah yang bertanggung jawab penuh atas situasi penuh teror yang dialami warga Koptik yang tinggal di Bahgoura," ujar Kyrollos.

Uskup juga menyerukan kepada pihak berwajib di Kairo dan Menteri Dalam Negeri agar menyediakan perlindungan kepada umat Koptik yang tinggal di Nag Hammadi yang secara terus-menerus menjadi subjek penangkapan dan teror. (AsiaNews/TImPPGI)