Sunday, 8 January 2012

Sunday, January 08, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Imigran Kristen Ethiophia Dianiaya dan Ditangkap Aparat Arab Saudi karena Mengadakan Ibadah.
JEDDAH (ARAB SAUDI) - Empat puluh dua orang Kristen yang berasal dari Ethiophia ditangkap aparat pemerintah Arab Saudi pada Kamis (15/12/2011) setelah diketahui mengadakan pertemuan ibadah sore di sebuah rumah ibadah.

Menurut International Christian Concern (ICC) aksi Polisi Arab Saudi dan keamanan negara yang mengadakan pemeriksaan yang berujung penganiayaan dan penangkapan umat Kristen di kota Jeddah, Barat Arab Saudi itu merupakan bagian dari usaha pembersihan umat Kristen di negara tempat lahirnya Islam.

Menurut ICC, seorang saksi mata mengatakan, aparat yang masuk secara paksa kedalam rumah ibadah itu, menganiaya para pria dan mengancam para wanita yang hadir, kemudian mereka semua dibawa ke penjara. Sebelum menganiaya, mereka memisahkan dahulu para pria dan wanita.

Minoritas Kristen di Arab Saudi telah sering didiskriminasi, menurut berbagai sumber umat Kristen di negara itu hanya dapat bertemu saat beribadah di rumah ibadah yang dirahasiakan, sebab sudah rahasia umum kalau pemerintah Arab Saudi yang 100% Islam itu melarang pendirian gedung gereja di negaranya, apabila mereka mengetahui adanya ibadah, mereka akan langsung menyerang dan menutup gedung tersebut.

"Walau tidak diijinkan untuk mendirikan satupun gedung gereja dimana umat dapat beribadah di Arab Saudi, pemerintah Saudi malah lebih lanjut menyerang kebebasan beribadah dari warga negaranya dan pekerja asing dengan cara memburu dan menangkap umat Kristen yang mengadakan dan menghadiri pelaksanaan ibadah yang dilakukan di rumah mereka," ujar Aidan Clay, Manajer ICC Wilayah Timur Tengah dalan pernyataannya kepada Christian Post.

"Sebagai salah satu penandatangan Pertemuan PBB Melawan Penyiksaan, kami meminta Arab Saudi untuk mengakhiri pelecehan kepada umat Kristen dari Ethiophia yang dilaporkan menderita di penjara dan meminta kepastian pelepasan mereka secepatnya" lanjut Aidan.

Selama ini pemerintah Arab Saudi melalui aparat keamanannya dikenal sebagai penangkap umat Kristen. Namun, selama rutinitas itu, jarang sekali mereka menangkap banyak umat Kristen dalam sekali penyerangan, kata seorang pemimpin gereja di Jeddah, yang karena alasan keamanan tidak ingin disebut namanya.

"Kami secara khusus khawatir dengan anak-anak dari orang-orang Kristen yang ditahan" ucapnya sedih.

Beberapa kelompok Kristen Ethiophia yang berada di Arab Saudi menjelaskan akan menunda ibadah, sampai masalah penangkapan ini diselesaikan. Sementara itu terkait penganiayaan tersebut para imigran dari Ethiophia dan Eritrea yang tinggal di Eropa dilaporkan menulis sebuah surat yang meminta bantuan duta besar Eropa di Riyadh pada Jumat (16/12/2011).

Umat Kristen di Arab Saudi, kebanyakan merupakan pekerja asing yang datang kenegeri itu, selain alami diskriminasi sebagai non-Kristen dengan pembatasan hak dan fasilitas, mereka juga dilarang untuk melakukan kegiatan peribadatan secara terbuka.

Bertujuan menegakkan Syariat Islam, Polisi Arab Saudi dengan sigap mencari berjuta cara untuk menghapus umat Kristen di negeri itu, dengan cara menyerang rumah yang dicurigai sebagai rumah ibadah, menangkap dan mendeportasi jemaat serta menyita benda-benda yang berhubungan dengan Kristen termasuk Alkitab.

Hal ini sangat bertolak belakang dengan apa yang sering mereka sebut sebagai pernyataan sikap toleransi beragama yang dikeluarkan nabi mereka, nyatanya di negara yang menganggap diri mereka sebagai pencinta damai ini dengan semena-mena menyingkirkan agama yang mereka anggap mengancam iman mereka. (CP/TimPPGI)