Sunday 15 January 2012

Sunday, January 15, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Mgr Johannes Pujasumarta : Gerakan Kekerasan Atasnama Agama Harus Diantisipasi Dini. SEMARANG (JATENG) - Berbagai gerakan kekerasan yang terjadi termasuk mengatasnamakan agama harus diantisipasi sedini mungkin untuk menghindari perpecahan dan pertikaian. Sejumlah kasus kekerasan yang belakangan mencuat bisa jadi hanyalah serupa fenomena gunung es dan dikhawatirkan jika proses dialog antarumat beragama dan kepercayaan tidak dibangun, maka kesatuan bangsa ini akan dengan mudah dipecahbelah.

Uskup Agung Semarang, Mgr Johannes Pujasumarta mengungkapkan, permasalahan besar ini hendaknya menjadi perhatian pemerintah dan seluruh umat beragama. Kekerasan dan kekacauan yang terjadi menurutnya dilakukan hanya sekadar mengatasnamakan agama semata dan bertindak demi kepentingan pribadi saja.

"Kelompok yang demikian sebenarnya bukan orang beragama tetapi hanya mengatasnamakan agama untuk kepentingan pribadi. Mereka membuat kekacauan bahkan menghalalkan cara apapun, padahal seharusnya masalah yang ada bisa diselesaikan dengan cara yang santun lewat dialog membangun hubungan yang baik," ungkap romo monsinyur Pujasumarta dalam diskusi bersama dengan Persatuan Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) Jateng di Wisma Pastoral KAS Jalan Imam Bonjol Semarang, akhir pekan lalu. Hadir dalam acara ini diantaranya Ketua PWKI Jateng Valentina Estiningsih serta Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan KAS Romo Aloysius Budi Purnomo Pr.

Uskup menjelaskan, selama sepekan pada tanggal 18-25 Januari juga akan berlangsung Pekan Doa Sedunia untuk kesatuan umat Kristiani dan merupakan kerja sama antara Dewan Kepausan untuk Kesatuan umat Kristiani (Gereja Kristen Katolik Roma di Vatikan) dan Komisi Iman dan Hukum Dewan Gereja-Gereja Sedunia (Gereja Kristen Protestan di Geneva) termasuk Gereja-Gereja Ortodoks juga ikut serta dalam gerakan ini.

"Dianjurkan agar umat menghayati hari selama Pekan Doa Sedunia untuk kesatuan umat lewat dialog baik antarumat Kristiani maupun umat beragama lain di sekitarnya," papar Uskup.

Romo Aloysius Budi menambahkan, hari Minggu dalam pekan doa tersebut menjadi Hari Minggu Hubungan Antaragama dan Kepercayaan dan menjadi kesempatan khusus bagi umat Katolik, khususnya di paroki-paroki, untuk merajut hubungan melalui praksis dialog.

Di lingkungan KAS sendiri yang cakupan wilayahnya meliputi sebagian besar Jateng dan DIY memiliki 92 paroki dengan lebih dari 400 ribu umat Katolik.

"Ajakan ini supaya umat Katolik semakin menghayati imannya di tengah masyarakat dan secara signifikan dan relevan melalui gerakan dialog membangun relasi antarumat beragama," imbuh Romo Budi.(Suara Merdeka)