Wednesday, 18 January 2012

Wednesday, January 18, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Mohon Doa! Selama Tahun 2011, Ekstrimis Muslim Bakar Lima Gedung Gereja di Zanzibar.
DODOMA (TANZANIA) - Serangan terhadap umat Kristen di Afrika oleh kelompok radikal dan fundamental Islam tidak hanya terjadi di Afrika Utara dan Tengah, namun juga terjadi di wilayah timur Afrika tepatnya di kepulauan Zanzibar, Tanzania.

Selama tahun 2011, kelompok ektrimis muslim di negara itu telah menghanguskan lima gedung gereja.

Seorang pemimpin gereja, Pastor Julius Makoho menyatakan, pada 3 Desember 2011, pukul 7 pagi, para ekstrimis membakar gedung dari Persekutuan Injili Pentakosta di Afrika (PEFA) Jemaat Mtufani Mwera, berjarak sekitar 12 kilometer dari kota Zanzibar.

"Ketika saya tiba dilokasi kejadian Minggu pagim saya dapati gereja telah berubah menjadi abu, dengan botol-botol yang berhamburan mungkin saja bensin atau spiritus yang digunakan untuk membakar gedung gereja," kata Pastor Makoho.

Seorang saksi mata yang tidak ingin disebut namanya melaporkan bahwa para saat membakar mereka berteriak. "Kami tidak ingin gereja di didirikan di tempat ini". Namun, tidak seorangpun ditahan dan penyelidikan pun tidak diselesaikan.

Uskup Daniel Kiembe, pemimpin Persekutuan Injili Pentakosta di Afrika (PEFA) di wilayah Zanzibar menyatakan pemerintah yang didominasi muslim, tidak pernah ada niat untuk memberantas kejahatan melawan umat Kristen di wilayah kepulauan itu.

Minggu sebelumnya tepatnya 26 November 2011 di Kianga, sekitar 10 kilometer dari kota Zanzibar. Sekelompok ekstrimis Islam menghancurkan gedung Gereja Injili Pentakostal di Zanzibar (PECZ) Jemaat Siloam.

Pastor Kaliabukama mengatakan ratusan ekstrimis muslim yang berada di gereja Siloam, menghancurkan gereja sembari berteriak menghujat, "Allah maha besar".

Dengan membawa palu, obor api, pedang, linggis dan peralaan tajam lainnya, para ekstrimis ini merusak pintu dan jendela gereja, tiga jam kemudian gedung tersebut rata dengan tanah.
Yang menyedihkan, aksi keji mereka itu dilakukan walaupun aparat keamanan tiba di tempat itu. Usai penghancuran gedung gereja yang pembangunannya baru saja diselesaikan pada Agustus 2011 ini, polisi yang dikritik beberapa kelompok Kristen ini akhirnya menangkap seorang pelaku saja, bernama Mbarak Hamadi (60).

"Pemerintah telah memberi ijin kepada kami untuk membangun gereja. Namun, para muslim ini tidak pernah menghormati hukum. Bagaimana dengan nasib anggota jemaat kami?" ucapnya sedih.

Uskup Fabian Obedi, pemimpin Gereja Injili Pentakostal di Zanzibar (PECZ) menyatakan bahwa seorang warga muslim yang menjadi saksi kejadian tersebut mengaku aksi tersebut mereka lakukan dengan alasan: merasa risih dengan kehadiran gereja yang memiliki jemaat yang semakin banyak serta kecurigaan mereka terhadap gereja yang telah mencuri dan memurtadkan umat muslim.

"Kelompok Muslim ini sudah sering membakar gedung-gedung gereja kami di Zanzibar. Tetapi, pemerintah tidak pernah menentang penghancuran gedung gereja kami," kata Uskup Obedi.

Selain dua gereja ini, pada tahun 2011 lalu kelompok ekstrimis muslim juga membakar sebuah gedung Gereja Injili Jemaat Allah di Tanzania (EA0G-T) di Fuoni (30 Juli 2011), Gereja Injili Jemaat Allah di Tanzania (EA0G-T) di Kianga (27 Juli 2011) dan sebuah Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (SDA) di Konde, Pulau Pemba (17 Juli 2011).

Menurut Operation World, sebuah lembaga riset Kekristenan di dunia, Kepulauan Zanzibar merupakan bagian dari negara Tanzania ini setelah bergabung dengan negara Tanganyika pada tahun 1964. Kepulauan Zanzibar yang mayoritas muslim ini diperkirakan memiliki populasi umat Kristen sekitar 700.000 orang, dengan hanya 60 Jemaat Kristen. (CP/TimPPGI)