Sunday 29 January 2012

Sunday, January 29, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Rumah Sakit Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Cikini Lakukan Pemancangan Tiang Pertama Gedung Master Plan Fisik.
JAKARTA - Menapaki usianya yang ke-114, RS PGI Cikini Jakarta, Kamis (26/01/2012), melakukan pemancangan tiang pertama pembangunan gedung master plan fisik. Pemancangan tiang ditandai dengan penekanan tombol sirene oleh Ketua Panitia Pembangunan, Soetikno Soedarjo.

Soetikno menjelaskan pembangunan tiang pancang dan fondasi akan memakan waktu 2-3 bulan. Setelah itu, akan dibangun gedung berlantai 8. Gedung yang dibangun tersebut terdiri dari emergency room, kamar rawat, ruang operasi dan laboratorium. Diharapkan, pembangunan rampung sekitar 18 bulan.

Lebih lanjut Soetikno mengatakan, biaya pembangunan gedung tersebut hingga selesai akan berkisar Rp 70-80 miliar. Ini merupakan tahap pertama dari sembilan tahap rencana pembangunan lainnya.

Untuk tahap kedua, akan dibangun gedung parkir, klinik, rumah duka, dan tempat untuk back office. Semua dikerjakan tentu disesuaikan dengan kemampuan keuangan.

Menurut Soetikno, pembangunan sarana dan prasarana yang dilakukan tak lain dalam rangka menjadikan RS PGI Cikini sebagai rumah sakit internasional. “Ini dalam rangka menjadikan RS internasional, makanya infrastruktur fisik harus diperbaiki dan tim manajemen, kualitas dokter juga harus di-improve, diperbaiki sehingga bisa memberikan pelayanan terbaik,” ia menjelaskan.

Meski melakukan pembangunan secara bertahap, kepada wartawan Soetikno menyatakan akan tetap mempertahankan konsep garden hospital dan itu merupakan komitmen dan konsistensi dari pihak RS PGI Cikini.

Direktur Utama RS PGI Cikini, Dr Jongguk Naiborhu, SH, Mkes berharap dengan dibangunannya gedung baru dan peningkatan sarana dan prasarana lainnya, RS PGI Cikini akan menjadi RS pilihan bagi pasien, masyarakat atau bagi siapa saja yang pernah singgah di RS PGI Cikini dan juga bagi karyawan yang bekerja di rumah sakit tersebut.

Dr Jongguk menambahkan, saat ini RS PGI Cikini setiap hari melayani rawat jalan sekitar 500-600 pasien. Sementara itu, ruang rawat inap menampung pasien sekitar 70 persen. Selain pembangunan gedung juga dilakukan peningkatan sumber daya manusia, peralatan, dan fasilitas lainnya.

Pdt Weinata Sairin, M.Th, Ketua Pembina Yayasan Kesehatan PGI Cikini dalam sambutannya mengatakan, pemancangan tiang merupakan karya Tuhan dan bagian dari keselamatan.

Weinata Sairin juga mengatakan ada tiga aspek peristiwa dari pemancangan tiang tersebut, yakni aspek kebutuhan riil dari RS PGI Cikini yang melakukan pelayanan holistik dengan sentuhan kasih.

Aspek kedua, amanat gereja-gereja PGI 2009-2014 di mana gereja diutus di dunia menjadi gereja yang menyembuhkan. Dari segi dimensi gerejawi, RS PGI Cikini merupakan bagian dari gereja dalam kesembuhan. Aspek ketiga adalah melaksanakan empat butir visi Kementerian Kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan serta menjadikan RS PGI Cikini world class hospitaly.

Ultah Ke-114

Sebelumnya, Kamis (12/01/2012) lalu, RS PGI Cikini Jakarta juga merayakan ulang tahun ke-114 sekaligus peresmian laboratorium kateterisasi di rumah sakit. Acara dihadiri para pengurus, pembina, dan pengawas PGI Cikini, serta para tamu dan rekan bisnis.

Diharapkan penambahan fasilitas terbaru dan canggih ini mampu memberikan pelayanan kesehatan lebih baik lagi, sesuai moto Keselamatan Pasien adalah Tekad Kami. RS PGI Cikini terus memperbaiki aspek pelayanan lainnya seperti keperawatan dan penambahan lima kamar rawat inap serta mengimplementasikan Hospital Information System.

Selain itu, RS PGI Cikini terus melengkapi fasilitas medis dan nonmedis seperti pengadaan alat hematologi terbaru, pengadaan CT Scan MS CT 64 slice, pengadaan alat laser revolix, pengadaan alat Angiography, pembaruan alat USG di Instalasi Radiologi, pengadaan mobil unit X-Ray di emergency, dan renovasi gedung Instalasi Gizi, pengurusan sertifikat dan renovasi vila RS PGI Cikini serta pemeliharaan rutin lainnya.

Pembangunan gedung baru tersebut juga akan memperhatikan faktor pengolahan limbah medis, apalagi selama ini banyak rumah sakit di Jakarta yang belajar dari RS PGI Cikini dalam hal pengolahan limbah medis. (SinarHarapan)