Sunday 1 January 2012

Sunday, January 01, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Tahun 2012, Sinode Gereja Masehi Injili Minahasa (GMIM) Lebih Misioner dan Inklusif.
MANADO (SULUT) - Sekum BP Majelis Sinode (BPMS) Gereja Masehi Injili Minahasa (GMIM), Pdt Arthur Rumengan MTeol menegaskan perlunya peningkatan visi guna menjadikan GMIM lebih misioner dalam semangat inklusif.

"Hal ini merupakan amanat sidang yang meminta GMIM di tahun pelayanan 2012. Untuk lebih meningkatkan capaian visi menjadi GMIM yang misioner dalam semangat yang inklusif," ungkapnya kepada Harian Komentar.

Secara internal, kata Rumengan, GMIM terus melakukan evaluasi dan konsolidasi. Hal ini sangat penting untuk memperkuat basis spiritulitas melalui penggembalaan warga jemaat dan institusi untuk membangun komitmen keluar.

Sekaligus juga mengimplementasikan kemandirian GMIM untuk peduli pada berbagai persoalan bangsa dengan isu-isu publik. Antara lain seperti kemiskinan, kebebasan beragama, HIV-AIDS, narkoba, ancaman bencana alam. Dan berbagai persoalan lainnya.

"GMIM harus menyikapi secara tegas berbagai permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia. Khususnya yang menyentuh publik," beber Rumengan.

Karenanya untuk menjawab tantangan tersebut, salah satu program unggulan yang dilakukan adalah dengan melakukan berbagai pelatihan capacity building dan pemberdayaan ekonomi jemaat.

"Menjawab persoalan tersebut, akan kita lakukan dengan pelatihan capacity building dan pemberdayaan ekonomi jemaat,'' jelas Rumengan.

Selain itu, hal penting lainnya yang kita seriusi di tahun 2012 adalah membenahi aset-aset GMIM berupa tanah dan bangunan yang ada di 889 jemaat dan 104 wilayah, melalui upaya sertifikasi," tandasnya.Manado - Sekum BP Majelis Sinode (BPMS) GMIM, Pdt Arthur Rumengan MTeol menegaskan perlunya peningkatan visi guna menjadikan GMIM lebih misioner dalam semangat inklusif.

"Hal ini merupakan amanat sidang yang meminta GMIM di tahun pelayanan 2012. Untuk lebih meningkatkan capaian visi menjadi GMIM yang misioner dalam semangat yang inklusif," ungkapnya kepada Harian Komentar.

Secara internal, kata Rumengan, GMIM terus melakukan evaluasi dan konsolidasi. Hal ini sangat penting untuk memperkuat basis spiritulitas melalui penggembalaan warga jemaat dan institusi untuk membangun komitmen keluar.

Sekaligus juga mengimplementasikan kemandirian GMIM untuk peduli pada berbagai persoalan bangsa dengan isu-isu publik. Antara lain seperti kemiskinan, kebebasan beragama, HIV-AIDS, narkoba, ancaman bencana alam. Dan berbagai persoalan lainnya.

"GMIM harus menyikapi secara tegas berbagai permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia. Khususnya yang menyentuh publik," beber Rumengan.

Karenanya untuk menjawab tantangan tersebut, salah satu program unggulan yang dilakukan adalah dengan melakukan berbagai pelatihan capacity building dan pemberdayaan ekonomi jemaat.

"Menjawab persoalan tersebut, akan kita lakukan dengan pelatihan capacity building dan pemberdayaan ekonomi jemaat,'' jelas Rumengan.

Selain itu, hal penting lainnya yang kita seriusi di tahun 2012 adalah membenahi aset-aset GMIM berupa tanah dan bangunan yang ada di 889 jemaat dan 104 wilayah, melalui upaya sertifikasi," tandasnya. (Harian Komentar/inilah)