Sunday 15 January 2012

Sunday, January 15, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Tiga Denominasi Kristen di Mesir Setujui Dokumen 'Dasar-Dasar Kebebasan' Milik Al-Azhar. KAIRO (MESIR) - Tiga denominasi Kristen besar di Mesir bersama Persatuan Pemuda Maspero (MYU) memberikan dukungan mereka terhadap dokumen kebebasan dasar, yang ditawarkan Al-Azhar.

Pada dasarnya, tujuan dari dokumen yang menegaskan penghormatan kebebasan beragama dan berekspresi di Mesir ini disetujui oleh Gereja Orthodoks Koptik, Gereja Katolik dan Gereja Injili. Namun, tiga denominasi besar ini menolak pengesahan menjadi peraturan negara, sebab peraturan tersebut dibuat sepihak oleh institusi kelompok agama tertentu.

Pada pertemuan Rabu (11/01/2012) antara pemimpin tiga Gereja besar, pemimpin Pemuda Maspero dengan pemimpin Al-Azhar. Diakui bahwa tawaran ini diyakini sebagai suara kebanyakan kelompok Islam moderat. Sebab, rancangan dokumen ini dibuat oleh para kelompok Islam dan sekuler di Al-Azhar, dengan tujuan untuk dijadikan referensi dalam pembuatan konstitusi negara Mesir yang baru.

Pdt Andrea Zaki, wakil Presiden dari Persekutuan Injili Mesir menyatakan kepada Al-MAsry Al-Youm, bahwa dukungan gereja terhadap dokumen tersebut merupakan penentu sejarah.

Sebab Persekutuan Injili di Mesir berharap agar dokumen tersebut dapat diketahui gereja-gereja lainnya. Sebab, dokumen tersebut berdasar pada tiga prinsip utama: kebebasan beragama, kebebasan berekspresi dan kebebasan berinovasi dan mengadakan penelitian ilmiah.

Paus Shenouda III, pemimpin spiritual Gereja Orthodox Koptik menyatakan persetujuannya atas tawaran Al-Azhar itu didasari atas pertimbangannya melihat peluang yang baik untuk menyatukan Mesir. Selain juga keputusannya itu memiliki pengaruh kepada masa depan umat Kristen di Mesir.
Dikuatkan oleh Uskup Mark dari Shubha al-Kheima, penerimaan Paus Shenouda III itu dikarenakan, Al-Azhar dapat dipercayai sebagai institusi Islam yang moderat yang dihargai oleh umat Islam seluruh dunia.

Pastor Rafiq Geraish, juru bicara Gereja Katolik Mesir, mengatakan bahwa waktu dari penawaran dokumen tersebut sangat tepat, saat ketika mulai meruaknya keinginan sebagian kelompok agama yang ingin menguasai negara itu dengan mencampurkan ide-ide agama yang radikal dan politik. (OrthodoxInfo/TimPPGI)