Tuesday 3 January 2012

Tuesday, January 03, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Uskup Sanggau dan Bupati Sekadau Resmikan Gedung Gereja Katolik Santo Teodorus dari Paroki Nanga Mahap.
SEKADAU (KALBAR) – Pembangunan Gereja Katolik Santo Teodorus Paroki Nanga Mahap akhirnya tuntas dikerjakan. Gereja yang pembangunannya menelan dana Rp 1,8 miliar tersebut diresmikan penggunaannya, Jumat (30/12/2011).

Peresmian gereja yang menjadi kebanggaan masyarakat Nanga Mahap itu dilakukan langsung oleh Bupati Sekadau Simon Petrus SSos MSi. Upacara peresmian juga dihadiri Wakil Bupati Sekadau Rupinus SH MSi, Uskup Keuskupan Sanggau, Ketua DPRD, Ketua dan Wakil Ketua TP PKK Kabupaten Sekadau, dan sejumlah tamu undangan lainnya.

Kedatangan rombongan bupati disambut meriah dengan prosesi adat dan tarian adat. Bupati Simon Petrus dalam sambutan itu, dikenakan sarung dan kain merah yang diikatkan di atas kepala sebagai tanda kehormatan kepada sang tamu agung, begitu juga dengan Uskup Keuskupan Sanggau Mgr Yulius Mengkucini CP.

Panitia pembangunan gereja, Pastor Biono CP mengungkapkan, pembangunan gereja itu menelan dana sebesar Rp 1,8 miliar. “Terlaksananya pembangunan Gereja Katolik Paroki Nanga Mahap ini tidak terlepas dari dukungan semua pihak, para donator keuskupan, dan Pemerintah Kabupaten Sekadau,” ucapnya.

Biono merinci, dana yang diperoleh panitia pembangunan gereja antara lain berasal dari Keuskupan Sanggau sebesar Rp 600 juta. Sementara itu dari Pemerintah Kabupaten Sekadau sebesar Rp 1 miliar. Sisanya dari donator dan umat paroki Nanga Mahap.

“Untuk itu saya ucapkan terima kasih kepada semua donatur dan umat Katolik khususnya di paroki Nanga Mahap,” ucapnya.

Sementara itu Bupati Sekadau Simon Petrus mengatakan, terselesainya pembangunan gereja ini adalah karena dukungan Uskup Sanggau. Bupati Simon juga menceritakan kenangan bisa bertemu dengan Bapak Paus Sri Paus Benediktus XVI.

“Peletakan batu pertama Gereja Katolik Santo Teodorus ini, saya ingat bertepatan dengan tanggal kelahiran putra saya yang telah dipanggil Tuhan. Saya ajak kepada umat untuk mendoakan anak saya yang telah dipanggil Tuhan,” tutur Simon.

Putra Simon yang dipanggil Tuhan itu namanya Teodorus. Nama tersebut sama dengan nama pelindung gereja Katolik Paroki Nanga Mahap.

Sementara itu, Uskup Keuskupan Sanggau Mgr Yulius Menkucini CP mengatakan bangunan gereja adalah sebagai lambang pemersatu dan lambang persaudaraan umat. “Harapan saya agar bangunan gereja ini menjadi sebuah lambang pemersatu dan persaudaraan serta semangat kasih, yang semuanya itu untuk kepentingan iman umat,” paparnya.

Uskup juga berharap agar gedung gereja yang merupakan bukti kehadiran Tuhan di tengah umat agar senantiasa dijaga dan dirawat oleh umat. Fungsikan gereja ini sebagai tempat untuk berdoa kepada Tuhan. “Karena bangunan ini merupakan bait Allah yang harus dipelihara dan dirawat,” pungkasnya. (Harian Equator)