Wednesday 22 February 2012

Wednesday, February 22, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Bupati Lany Jaya dan Bupati Pegunungan Bintang minta Dua Pemimpin Gereja Baptis Papua, Bersatu demi Umat dan Tuhan.
JAYAPURA (PAPUA) - Bupati Kabupaten Lany Jaya, Befa Jigibalom dan Bupati Kabupaten Pegunungan Bintang, Welington Wenda, meminta dualisme kepemimpinan Gereja Baptis Papua dapat diakhiri dan bersatu demi umat.

“Saya dan Pak Welington hadir dalam Kongres I BPP-PGBP dari kubu Pdt. Perinus Kogoya tetapi kami tidak tahan dengan situasi ini dan kami ingin bersatu, demi umat,” kata Bupati Kabupaten Lanny Jaya, Befa Jigibalom saat menghadiri Kongres I Badan Pelayan Pusat Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua (BPP-PGBP) pada Senin (06/02/2012) di Gereja Baptis Kotaraja, Jayapura.

Menurut Befa, dirinya sebagai anak gereja, sekaligus juga sebagai pemimpin pemerintahan mengajak kedua hamba Tuhan yang menjadi pimpinan dalam dua sinode ini, yaitu Pdt. Perinus Kogoya dan Pdt. Socratez Sofyan Yoman dan jajarannya masing-masing untuk menggumuli sejumlah hal dan bersatu untuk lebih giat lagi dalam pekerjaan Tuhan.

“Saya mendapat undangan sebagai Bupati tetapi terlepas dari itu sebagai anggota gereja untuk menghadiri Rapat Kerja BPP PGBP. Kami berusaha menyatukan pikiran, cukup lama yang memakan waktu hampir 8-10 jam. Kami menyampaikan seruan juga kepada pemimpin gereja. Karena di Baptis ini ada dua kepemimpinan dan kami harapkan persekutuan segera ke depan ambil langkah-langkah untuk bersatu dalam kerangka aturan main dalam hal ini AD/ART gereja,” ujarnya.

Sebagai pemimpin pemerintahan di Kabupaten Lanny Jaya dengan 97 persen penduduknya beragama Kristen Protestan dengan denominasi Baptis dirinya berharap agar kesombongan, harga diri perlu ditinggalkan sejenak untuk kesatuan jemaat karena jemaat di pedalaman juga merindukan hal tersebut. “Tuhan Yesus meninggalkan teladan hingga mati di katu salib,” kata Befa.

Dirinya juga mengakui, selama ini belum ada proses rekonsiliasi sehingga ia berharap akan ada dialog diantara mereka. Bahkan dirinya bersama Welington Wenda akan berusaha untuk memfasilitasi pertemuan-pertemuan informal yang akan menuju ke pertemuan formal untuk rekonsiliasi antara PGBP Pdt. Perinus Kogoya dan PGBP Pdt. Socratez Sofyan Yoman.

Sedangkan Welington Wenda berpendapat, semua orang tahu setelah Gereja Kemah Injil pecah menjadi dua, kemudian gereja baptis juga pecah menjadi dua. Menurutnya, alasannya itu sebenarnya bukanlah alasan politik.

“Hal itu terkait dengan pelayanan. Bukan karena ada kepentingan atau intervensi. Sofyan waktu itu terpilih. Sebagian besar tidak mau, mereka maunya agar senior yang memimpin dulu. Itulah yang tejadi saat itu. Karena tidak puas, terbentuklah lagi sinode lainnya" kata Wenda kepada wartawan, Senin (06/02/2012).

"Di Jayapura sudah kongres dimana saya dan Befa sebagai anak-anak baptis ada di dalam itu. Sedangkan Sofyan dan kader-kader yang lainnya melakukan kongres di Wamena,” tambahnya Wenda.
Baginya, hal ini kemudian menjadi suatu keprihatinan dan pokok doa harian.

Dirinya tidak menginginkan gereja ini pecah terlalu lama. Saya dan Befa diberkati Tuhan untuk menjadi pejabat di pemerintah sebaga bupati dan dalam posisi bukan sebagai bupati tetapi sebagai kader intelektual yang tumbuh dari gereja baptis.

“Amanat Gereja memberi amanat kepada kami berdua untuk mencoba jadi mediator untuk mengajak Pak Sofyan. Di kubu ini, amanatnya sudah dikasih. Nanti kami akan sambungkan ke Pak Sofyan mereka. Kalau Pak Sofyan bilang Oke, itu luar biasa. Saya mau katakan bahwa bila hal itu terjadi maka itu adalah mujizat,” kata Wenda lagi.

Orang nomor satu di Kabupaten Pegunungan Bintang ini juga mengatakan bahwa Tuhan mengijinkan hal ini terjadi karena mungkin sebagai hamba, umatnya menjadi sombong, mungkin juga ada keangkuhan atau mungkin pelayanan kami kurang.

Dualisme kepemimpinan dalam Gereja Baptis Papua telah terjadi sejak lima tahun yang lalu, tepatnya pada Tahun 2007. Masing-masing kepengurusan ini sudah berjalan selama 1 periode. Kongres I BPP-PGBP dari kubu Pdt. Perinus Kogoya sendiri sudah satu hari berjalan dan direncanakan akan dilangsungkan selama empat hari.

Ibadah bersama HUT ke-157 Injil Masuk di Tanah Papua dan Pembukaan Raker I BPP-PGBP ini mengangkat tema Orang Benar Akan Hidup Oleh Iman dan sub temanya yaitu Melalui Raker I BPP-PGBP Meningkatkan Kualitas Pelayanan Menuju gereja Yang Mandiri dan Misioner. (TabloidJubi/TimPPGI)